°28

160 8 2
                                    

Setiap cerita memiliki plot twist. Begitu juga dengan hidupmu. Tidak terduga dan tidak ada yang bisa menebak akan seperti apa akhirnya. Begitu juga dengan Lia dan putrinya, mereka tidak menduga kalau kehidupan indah mereka yang pernah lenyap, ternyata masih menyisakan cahaya harapan.

Lia memandangi Milly. Putrinya itu duduk sambil melingkarkan kedua tangan di pinggangnya. Kepala Milly bersandar manja pada pundaknya. Di sisi lain, Yenny sibuk mengobati luka di kaki Milly akibat menginjak pecahan gelas kaca yang terjatuh beberapa waktu lalu. Milly terlalu senang sampai-sampai tidak memperhatikan langkah kakinya.

"Maaf, ya, Tante. Aku kira Tante ini tantenya Milly." Yenny memandang Lia dengan perasaan tidak enak.

Lia tersenyum hangat. Senyuman itu mirip dengan Milly. "Nggak apa-apa. Maaf, ya, saya dari awal nggak bilang apa-apa. Saya pikir kalian akan kaget kalo saya ngaku sebagai mamanya Milly."

Yenny tersenyum, "Iya, Tante. Memang dari awal aku dan semuanya juga udah tau sedikit tentang kehidupannya Milly. Makanya pas Tante dateng, aku kira tantenya Milly."

Yenny menyelesaikan pengobatannya dengan membungkus telapak kaki Milly menggunakan perban. Milly berterima kasih pada Yenny tanpa mengubah posisinya. "Ly, kamu nggak malu sama temen-temen kamu?"

Milly semakin menenggelamkan wajahnya di pundak Lia. Menikmati aroma tubuh mamanya yang sudah lama dia rindukan. Semua orang di ruangan itu mengenal Milly sebagai sosok mandiri. Momen ini adalah momen langka, pertama kalinya mereka bisa melihat Milly menangis haru, pertama kali melihat Milly bersandar manja pada ibunya. Diam-diam mereka mengucap syukur, kebahagiaan sederhana seperti ini akhirnya kembali lagi kepada Milly.

°°°

Malam itu terasa sangat panjang. Milly memilih untuk tetap terjaga. Matanya enggan terpejam, takut kejadian tadi tidak nyata. Berkali-kali Milly melihat Lia-yang malam ini dipaksa tidur bersama Milly di kamar apartemen Smash yang beberapa bulan terakhir sudah menjadi tempat tinggalnya.

Milly tidak pernah menduga Tuhan akan sebaik ini padanya. Tuhan tahu apa yang dia butuhkan. Tuhan tahu apa yang dia rindukan. Bukan uang, tapi peluk hangat dari Mamanya. Meski Fahmi, Papanya, tak kembali, itu tidak masalah. Milly tidak akan memaksa Tuhan untuk mengembalikannya. Milly ikhlas. Hatinya sudah menerima semua itu dengan lapang. Bahkan dia tidak mempermasalahkan nama baik keluarganya yang masih tercoreng karena kasus korupsi-padahal itu bukan perbuatan Papanya.

"Tidur, Mama nggak akan kemana-mana." Milly terkejut saat Lia membuka matanya.

"Gimana mungkin Mama bisa selamat dari kecelakaan itu? Polisi udah kasih pernyataan kalau nggak ada satu pun yang selamat."

Tangan Lia mengelus lembut puncak kepala Milly. Menatap dalam tiap lekuk wajah putrinya. Pertanyaan Milly membuat Lia teringat kembali pada saat diselamatkan oleh seorang nelayan dan anaknya. Saat itu, Lia hanya memikirkan Milly, bahkan sampai dia tersadar di sebuah rumah adat kayu khas Sumatra, Lia hanya memikirkan putrinya.

Lia tidak amnesia pasca kecelakaan. Dia sehat meski ada beberapa luka kecil di tubuhnya. Hambatan yang Lia hadapi saat itu adalah sulitnya menggunakan alat komunikasi. Ponsel BlackBerry storm miliknya masih utuh di dalam jas yang dia kenakan saat kecelakaan terjadi. Ponsel itu mati, entah karena terendam air laut atau memang karena daya ponselnya sudah habis. Lia tidak bisa meminjam charger karena warga sekitar tidak menggunakan ponsel tipe itu. Kebanyakan dari mereka menggunakan Nokia tipe jadul dengan dering 'nenot nenot' yang khas.

Lia hidup bersama Pak Mawan dan keluarga kecilnya selama lebih dari satu tahun. Sudah sering Pak Mawan mengadukan tentang keberadaan Lia sebagai korban kecelakaan pesawat pada polisi, namun polisi tidak percaya karena melihat kondisi Lia. Dia tampak sehat, tidak ada luka serius yang menunjukkan bahwa Lia adalah salah satu korban kecelakaan pesawat. Polisi merasa laporan Pak Mawan itu hanya mengada-ada. Tidak mungkin ada korban kecelakaan pesawat yang kondisinya bisa sebaik Lia.

Pahat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang