°23

110 8 0
                                    

"Yaps! Kita baru aja sampe. Setelah rehat sebentar kita akan jalan-jalan," ujar Rafael bersemangat. Terlihat Smash, Marissa, dan Denny yang sibuk membawa barang-barang mereka. Hal itu terlihat natural, seolah-olah mereka baru saja sampai di sana.

Bisma menyahuti dengan nada bertanya khas Dora, "Jalan-jalan ke mana kita?"

Denny selaku host mengambil alih, "Kita akan jalan-jalan di kota Lampung bersama Smash dan Marissa Viska!" Smash dan Marissa melambaikan tangan di belakang Denny. "Trip Action akan makin seru karena Smash juga akan perform di Lampung untuk menyapa penggemar mereka."

"Mini konserrr!" terdengar seruan Dicky mendominasi.

"Kita akan lihat bagaimana keseruan gue bersama mereka. So, stay tune Actioners!"

"Cut!"

Bagian pembuka dianggap telah selesai. Pemimpin produksi acara mempersilakan mereka untuk masuk ke dalam kamar yang telah disiapkan oleh kru. Beristirahat sejenak sebelum memulai kembali syuting ke destinasi pertama, yaitu Menara Siger, Lampung.

Semua orang sudah mendapatkan kamar masing-masing yang berada di satu lantai yang sama. Rangga bersama dengan Rafael, Dicky bersama Bisma, Reza sang kakak bersama dengan Ilham, adiknya. Kru Smash lainnya juga mendapatkan satu kamar untuk berdua, seperti Hendra bersama Yuda, Yenny bersama dengan Milly. Sementara itu, Pinkan berada di Jakarta, dia memang tidak pernah ikut serta jika ada acara di luar kota.

Sementara itu, Marissa harus menikmati kamarnya seorang diri. Ia datang ke sana pun sendirian. Manajernya juga memiliki kegiatan bersama artis lain, itu sudah biasa. Intensitas pertemuan Marissa dengan manajernya pun bisa terhitung jari di setiap bulannya. Asistennya lah yang biasa menemani Marissa di setiap jadwal. Namun, kali ini asistennya itu sedang terkena musibah. Ibu dari asistennya sakit di kampung halaman.

"Gimana? Udah siap?" Marissa tertegun sejenak karena mendapati kehadiran Rangga begitu ia membuka pintu kamarnya.

"U..dah. Lo ngapain di sini?"

"Jemput lo. Biar kita bisa bareng ke lobinya."

Kita?

Kata itu membuat mata Marissa memicing tajam menatap Rangga. Sudah punya pacar, namun tingkah Rangga terlihat begitu condong kepadanya. Marissa hanya takut keberadaannya bisa merusak hubungan Rangga dan Milly.

"Lo nggak sama Milly?"

"Dia udah duluan sama Kak Yenny. Makanya gue jemput lo ke sini," jawab Rangga santai.

Jujur saja, Marissa sendiri masih merasa canggung berada di dekat Rangga. Masih ada perasaan? Tidak. Atau mungkin saja? Apalagi hubungan asmara mereka terhitung cukup lama. Hubungan yang terjalin selama dua tahun itu terlalu banyak meninggalkan kenangan indah. Berakhirnya hubungan mereka bukan berarti kenangan itu hilang, kan?

Marissa dan Rangga sudah tiba di lobi. Di sana seluruh kru sudah tampak siap. Begitu juga dengan kelima teman-temannya. Kacamata hitam menghiasi wajah mereka. Sedikit memperkirakan cuaca di luar sana yang kemungkinan akan sangat panas.

"Sa, Naya belum turun, ya? Kok dia nggak keliatan?" Rangga menanyakan keberadaan asisten Marissa.

"Dia nggak ikut. Ibunya sakit. Makanya dia cuti."

Rangga mengangguk, "Oh, pantesan gue nggak liat dia dari tadi," ucapnya. "Kalo lo butuh apa-apa, minta tolong sama Milly aja, ya."

°°°

Kegiatan Trip Action kembali dimulai. Mereka memulai syuting saat baru tiba di lokasi wisata pertama. Pengambilan gambar berlangsung sangat baik. Penjelasan mengenai sejarah kota Lampung dijelaskan dengan lancar oleh Denny. Dia memainkan perannya dengan sangat baik. Caranya menjelaskan di depan kamera seolah-olah dia adalah orang yang paling tahu sejarah tempat tersebut. Canda tawa menyertai jalannya syuting. Entah celetukan, plesetan kata, dan beberapa tingkah yang mengundang tawa.

Pahat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang