Setelah berhari-hari menghilang, kemunculan Milly pada recent update BBM tentu saja merupakan hal segar. Dicky, Bisma, Reza, hingga Rafael berbondong-bondong membalas status tersebut. Mereka sama penasarannya dengan Rangga, bertanya-tanya dengan maksud dari status itu—bedanya Rangga tidak memiliki nyali untuk bertanya. Ditambah lagi Milly belum kembali dan tidak memberikan kepastian mengenai pekerjaannya.
Milly melihat sekilas notifikasi yang masuk ke ponsel. Layar ponselnya kembali menyala ketika sebuah panggilan masuk. Milly tersenyum, sengaja mengabaikan panggilan itu. Di sisi lain, Reyni mendecih melihat tingkah sahabatnya. "Belagu ya, sekarang. Telepon dari artis nggak diangkat."
Milly menoleh, mengangkat ponselnya ke arah Reyni, "Lo mau angkat? Sebentar lagi pasti nelpon lagi."
Sebuah senyum senang langsung terpampang di wajah Reyni. Jarinya tanggap menekan tombol hijau di benda pipih itu. Reyni juga tak lupa mengaktifkan mode speaker sesuai instruksi dari Milly.
[Halo, Milly!]
Reyni gregetan mendengar suara lembut itu. Dia ingin berteriak kencang, namun mata Milly melotot sebagai peringatan bahwa Reyni harus tetap kalem.
"Millynya nggak ada."
[Eh? Ini siapa? Reyni, ya?]
Reyni melotot menatap Milly. Bibirnya bergerak tanpa mengeluarkan suara, sebuah kalimat pertanyaan terangkai di sana. Kok, dia tau nama gue?
Milly tidak menjawab, dia justru tampak geram menyuruh Reyni untuk fokus.
"I-iya, ini Reyni.. Ini Dicky, ya?"
[Eh, kasih teleponnya ke Milly dong! Kok jadi lo yang angkat, sih. Gue mau ngomong nih sama Milly, urgent.]
Wajah Reyni berubah masam. Suaranya sudah dibuat sehalus dan setenang mungkin untuk bisa mendapatkan sapaan hangat dari Dicky. Tetapi lelaki itu malah bertingkah tidak sopan. Jangan mentang-mentang punya wajah ganteng, lalu bisa seenaknya mengabaikan sopan santun.
"Permisi, kek. Maaf, kek. Sapa baik-baik, kek. Muka doang ganteng, sopan santunnya kemana?"
Milly kaget mendengar kalimat jutek itu keluar untuk Dicky, salah satu orang yang Reyni kagumi di Smash. Melihat ekspresi Reyni yang mulai terlihat kesal, tentu saja Milly langsung membekap mulutnya untuk menahan tawa.
[Eh... Kok lo jadi marah-marah, sih? Aneh, deh.]
"Udah, ya. Nggak usah cari-cari Milly lagi. Millynya nggak bakal balik ke kalian!"
[Serius?! Eh, Milly beneran—]
Masih dengan wajah masamnya Reyni memutuskan sambungan telepon. Sementara Milly menggigit bibir bawahnya karena kalimat yang Reyni ucapkan kepada Dicky.
"Rey, gue nggak nyuruh lo ngomong gitu. Nanti kalo dia salah paham gimana?"
Reyni mendelik, "Loh? Emang bener, kan, lo nggak akan balik lagi ke sana?"
°°°
Reza menguap kala melihat isi chat grup line yang heboh karena Dicky. Dia men-scroll up layar, membaca pesan demi pesan yang dari teman-temannya. Mereka semua terlihat serius menanggapi Dicky.
Rafael Tan : si Reyni bercanda kali..
Ilham Fauzie : tau lu bikin heboh aja!
Bisma Karisma : :D
Dicky Prasetya : lah.. gw serius! Cara Rey ngmng jga kedengerannya serius..
KAMU SEDANG MEMBACA
Pahat Hati
Fanfiction[TAMAT] Bercerita tentang Milly dalam kehidupan barunya bersama enam pahlawan kesiangan. Bisma, Dicky, Ilham, Rafael, Rangga, dan Reza. Enam orang itu tergabung dalam sebuah boyband yang paling disegani di dunia entertainment. Milly bertugas sebagai...