BAB 45 ❤ MENYEBALKAN

42 9 5
                                    

In mulmed:
Sandra Arnoldya (Sebenarnya cantik, tapi bandel:p)

---

Antara suka dan nggak suka juga sih. Suka karena dia peduli sama gue, nggak suka karena kita gak punya hubungan apa-apa.

♡♡♡♡

"ISH, nyebelin tau nggak! Emangnya gue babu apa?!" Omel Tamara sepanjang perjalanannya menuju perpustakaan untuk mengambil 33 modul IPS dan 16 buku terpadu IPS. Sendirian. Ingat, Tamara harus membawanya seorang diri.

Entah kemana jiwa para lelaki yang ada di kelasnya. Semua hanya bermodal tampang lelaki namun isinya kosong. Tidak ada yang cakap dan lemah. Tamara berusaha untuk sabar dan berpikir positif. Tenang, Tam. Gak usah ngomel-ngomel nggak jelas, batinnya.

Mama Tamara selalu mengajarkannya untuk tidak pernah mengeluh apalagi mengomel saat diberi amanat. Katanya pekerjaan jika tidak secara ikhlas kita kerjakan, maka hasilnya tidak bisa maksimal.

Kakinya yang mulus, sudah sampai di lobby perpustakaan. Matanya mengedarkan ke sekeliling mencari penjaga perpus yang biasanya piket, karena tempat penjaga itu kini kosong.

Telinga Tamara mendengar seperti buku-buku jatuh dan suara Bu Olla--penjaga perpustakaan--yang seperti orang menyuruh. Ia mencari asal suara itu, menelaah bagian-bagian perpustakaan yang bisa dibilang termasuk sangat luas.

Senyum Tamara merekah, ketika melihat Bu Olla dan... Devin. Tamara menghela nafasnya kesal, kenapa ia harus bertemu dengan cowok paling menyebalkan namun bisa berubah menjadi malaikat baik secara tiba-tiba? Aish, yang penting Tamara harus mengambil modul IPS dan buku terpadu.

"Bu, saya dari kelas X IPA 1 mau pinjem modul IPS sama buku terpadu IPS." Bu Olla menoleh ke arahnya dan Devin pun juga menolehkan kepalanya menatap Tamara dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Iya, kamu tunggu dulu ya. Devin, bereskan yang benar!" Suruh Bu Olla.

"Siap bu!"

Tamara terkekeh melihat Devin yang sebenarnya bisa dibilang sebagai laki-laki yang imut. Kalau mood-nya sedang baik sih, kalau enggak ya bisa juga jadi lelaki paling menyebalkan dan paling sok tahu menurut Tamara.

Bu Olla mengambil buku modul yang berjumlah 33 dan juga buku terpadu dengan jumlah 16. Namun, dahi Bu Olla berkerut karena hanya melihat Tamara seorang diri tanpa ditemani teman sekelasnya.

"Lho, kamu sendiri kesini? Nggak bareng sama teman?" Tanyanya.

"Enggak bu. Anak-anak nggak ada yang mau."

"Terus kamu bawanya gimana? Ini banyak banget."

"Nanti saya balik kesini lagi bu setelah nganterin buku terpadunya. Nah, nanti saya bawa temen buat ngambil modul." Kata Tamara yang sebenarnya tengah menahan emosi. Bu Olla mengangguk dan menyuruh Tamara untuk mengisi daftar peminjam buku.

Bu Olla meninggalkan Tamara dan ia berjalan menuju tempat Devin tadi. Tamara dengan susah payah mengambil 16 buku terpadu IPS dan berdoa semoga saja ia cukup kuat untuk membawa modul ini.

"Mana yang mau dibawa bu?" Suara itu membuat Tamara menolehkan kepalanya. Ia menatap tajam Devin. Ia menduga jika Bu Olla menyuruh Devin untuk membantunya membawa modul IPS. Kenapa juga harus dibantuin sama cowok nyebelin, batin Tamara dongkol.

"Tamara, ini Devin saya suruh bantuin kamu." Tamara hanya bisa memaksakan bibirnya tersenyum manis. "Iya bu. Saya duluan." Tamara keluar dari perpustakaan mendahului Devin.

THANK YOU [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang