BAB 58 ❤ MENYATUKAN

29 10 0
                                    

One of the most beautiful qualities of true friendship is to understand and to be understood.

***

[FREYA POV]

GUE mengibas-ngibaskan kertas menu. Semua properti udah disiapkan dan tinggal nunggu Cika dan Alexa dateng. Sumpah, rasanya capek banget. Ditambah lagi kaki gue yang keseleo.

Devin tengah berbincang di meja lain dengan Tamara. Kalau dilihat-lihat sebenernya mereka tuh cocok. Walaupun terkadang mereka berdua masih sering cekcok, barangkali tiba-tiba mereka saling jatuh cinta. Ya nggak?

Gue membuka layar gawai, dan langsung beralih ke aplikasi whatsapp. Saat melihat status, gue terpaku dengan status milik Gilang.

Di status itu, Gilang memperlihatkan foto dirinya dengan  seorang perempuan yang tengah memeluk Gilang dari samping. Disana tertulis 'My sweetie'. Pacar baru Gilang.

"Lah, bukannya dia pacaran sama Syifa? Udah putus?" Gumam gue. Kenapa pacar dia selalu anak-anak yang dikategorikan cantik ya? Padahal sih, menurutku gue, Gilang sekarang itu nggak seganteng dulu.

Ah, udah lupain aja. Dia hanya datang sebagai masa lalu gue dan gak perlu untuk diungkit lagi. Tamara datang di meja gue dan langsung duduk di kursi yang ada di hadapan gue.

"Frey, lo coba telpon Aga. Dia sampe mana," suruh Tamara. Gue menggangguk dan mulai menelfon Aga. Beberapa detik kemudian, Aga menjawabnya.

Udah sampe mana?

Gue masih di jalan, macet.
Ada kecelakaan

Ya udah, lo kabari lagi kalo udah sampe di kafe

Oke

"Masih di jalan, Tam. Katanya sih ada kecelakaan," ucap gue menyampaikan  apa yang Aga sampaikan tadi. Tamara mengangguk sambil sesekali melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

"Serio sama Alexa dimana?" Tanya gue, yang sudah tidak sabar untuk menjalankan misi kali ini.

"Udah mau sampe sih. Oh ya, nanti Serio bakalan tinggalin Alexa di meja sebelah sana yang ada di luar, nah pas Serio pesen kita langsung ke meja sebelah sana. Ngobrol-ngobrol dulu. Lo bisa nggak?"

Gue menggangguk cepat. "Bisa kok. Kaki gue udah agak mendingan, walaupun masih sakit sih," jawab gue dan mengurut kaki gue yang agak keseleo beberapa hari yang lalu.

Melalui kaca kafe, gue melihat sebuah mobil terparkir di depan kafe. Tak lama kemudian, Alexa turun dari mobil itu diikuti oleh Serio. Gue menghela nafas sejenak dan berdoa. Semoga apa yang udah direncanakan berhasil, aamiin.

"Frey, pura-pura main handphone. Jangan sampe Alexa liat kita," bisik Tamara sambil menutupi wajahnya dengan topi. Gue menggangguk dan sibuk bermain gawai.

"Al, lo duduk disitu aja dulu. Gue mau pesen di kasir ya." Gue mendengar suara Serio yang menyuruh Alexa duduk di meja yang udah direncanakan. Jari Tamara menjawil tangan kiriku.

"Nyamperin Alexa." Gue memasukkan gawaiku ke dalam saku celana dan Tamara melepas topinya. Serio masuk dan mengisyaratkan ke gue dan Tamara.

"Semua aman. Lo samperin Alexa dan gue bakal disini sama Devin. Udah ada kabar dari Aga?" Tanya Devin yang agak menjaga jarak dari gue karena takut Alexa curiga.

"Masih di jalan. Kalo Aga udah dateng, kabarin gue lewat grup," ucap Tamara dan berlalu keluar kafe. Gue mengikut di belakang Tamara menuju Alexa.

Alexa yang melihat kita berdua terlihat kaget dan bingung. Gue tersenyum dan langsung duduk di bangku, bersebelahan dengan Tamara.

THANK YOU [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang