BAB 24 ❤ INSIDEN

45 8 3
                                    

Gue berhenti. Semoga ada orang yang mencintai lo lebih dari gue dan menunggu sesabar cara gue.

♡♡♡♡

"NONA Freya?" Tanya seorang pelayan. Freya menoleh dan tersenyum pada pelayan yang badge namanya adalah Tari. "Saya yang waktu itu disuruh sama Tuan Gilang."

"Ohh. Iya. Mbak-nya masih inget ternyata sama saya." Tari tersenyum dan menggiring Freya dan Cika untuk duduk di meja nomor tiga belas. Tari memberikan menu makanan dan meninggalkan Cika serta Freya untuk memilih makanan.

"Frey, lo mau pesen apa?" Tanya Cika. Ia bingung memilih makanan yang menurutnya menarik. "Hmm... Apa ya? Gue bingung." Jawab Freya dan menggaruk-garuk rambutnya.

"Eh, minumannya lucu bangett." Tunjuk Freya pada gambar minuman freakshake. "Iya. Beli itu yuk, Frey. Gue rasa chocholate brownie." Cika kemudian menulis minuman yang ia pesan di kertas pesanan. Freya memesan freakshake rasa strawberry pinkies.

Sekarang mereka tinggal memilih makanan untuk mengganjal perut mereka. "Cik, tulisin dong. Gue pesen steak dagingnya satu." Suruh Freya. Cika mengangguk dan menuliskan pesanan Freya.

Cika akhirnya memilih untuk memesan lemon chicken fillet. "Gue ke kasir dulu ya Frey. Jangan lupa, ganti uang lo nanti!" Freya mengangguk dan mengacungkan kedua jempolnya. Ia mengeluarkan handphone-nya dan mulai fokus pada benda pipih itu.

Lagi-lagi Freya sangat rindu dengan Gilang. Ia rindu dengan banyolannya dan sikapnya yang bisa membuat Freya berbunga-bunga. Padahal baru satu hari mereka tak bertemu. Freya sudah rindu.

Cika yang sudah selesai membayar, berjalan kembali menuju tempatnya tadi dengan Freya. Saat Cika menoleh ke kiri, secara tak sengaja iris matanya bertemu dengan iris mata Gilang. Awalnya Cika tak percaya dan mengucek-ngucek matanya.

Namun, ternyata benar. Itu Gilang dan seorang perempuan? Cika juga melihat mereka membeli minuman yang sama. Freya, harus tau ini, batin Cika dan mempercepat langkahnya menemui Freya.

"Frey! Gawat, Frey!" Kata Cika dengan sedikit menaikkan nada suaranya saru oktaf. Freya menaikkan satu alisnya, menatap Cika bingung. "Gawat apaan sih? Ada kebakaran?" Tanya Freya. Apa penyakit hebohnya menular pada Cika?

Cika duduk di kursinya dan menghela nafas panjang. Ia mencoba tenang terlebih dahulu, dan menunggu mentalnya siap untuk bercerita. "Gimana? Udah tenang? Kalo udah bilang gue. Jangan dipaksa."

"Pas udah selesai bayar, gue pastinya balik lagi kan kesini. Eh, waktu gue noleh ke kiri, gue kaget banget, Frey!"

"Terus? Yang buat lo kaget apa? Artis korea makan disini? Lo liat blackpink disana?" Dalam situasi seperti ini, Freya masih saja memanfaatkan untuk bergurau. Padahal menurut Cika gurauan Freya garing. Gak sedep.

"Gue belum selesai ngomong tadi! Gue hadap kiri dan gue ketemu GILANG! Pikirin deh, Frey. Gilang ada disini!" Terang Cika sampai ia ngos-ngosan.

Freya menyengir melihat kelakuan sahabatnya ini. Dalam hati ia juga membatin, berarti gue kalo heboh gitu dong? Malu-maluin.

"Lah, lo kok malah santai sih Frey? Itu ada Gilang!" Freya menggeleng pelan dan ia lupa memberi tahu tentang restoran ini dengan Gilang.

"Dengerin gue ya, Cik. Restoran ini yang punya itu kakek Gilang. Dia pernah bilang ke gue kalo dia bakalan jadi manager disini. Jadi, wajar kalo dia disini, Cika. Dia bakalan bisnis di restoran ini."

Cika menatap Freya tajam. "Terus gimana kalo Gilang disini itu dinner sama perempuan lain? Apa reaksi lo?" Freya membelalakan matanya tak percaya pada Cika. Cika kok jadi sewot gitu? PMS kali ya?, batin Freya.

THANK YOU [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang