BAB 29 ❤ CEMBURU [LAGI]

38 10 3
                                    

Mulai hari ini targetnya adalah mulai membiasakan diri. Membiasakan diri untuk tidak cemburu, karena siapalah aku yang tidak berhak atas hatimu? 

♡♡♡♡ 

"UNTUK Cika, saran dari saya adalah perbaiki lagi performance gitar kamu. Karena menurut saya gitar kamu masih belum cukup baik." Saran Pak Har, selaku pembimbing ekskul band SMA UHAB. "Iya pak." Ucapnya sambil merapikan kembali kertas-kertas kunci gitar lagu Bukti yang dinyanyikan oleh Virgoun. 

"Saya rasa pertemuan kali ini sudah sampai disini. Belajar di rumah dan ingat! Minggu depan kalian akan ujian bakat musik." Setelah mengucapkan itu Pak Har keluar dari ruangan musik diikuti siswa-siswi yang lainnya. Cika masih berada di ruang musik dan mencoba untuk memperbaiki diri. Mumpung masih punya banyak waktu. 

Jeaden awalnya berniat untuk pulang sambil menenteng tas gitarnya. Tapi, melihat Cika yang masih kesusahan, ia mengurungkan niatnya itu. "Kesusahan?" Tanya Jeaden yang tengah berdiri di ambang pintu. "Enggak." Jawab Cika tanpa menoleh untuk memperhatikan Jeaden. 

"Gue kasihan liat lo. Mumpung gue lagi baik, sini gue ajarin." Jeaden melangkah masuk, kemudian menarik kursi agar bisa sejajar dengan kursi Cika. Jantung Cika berdegup sangat cepat di atas normal. Berada sedekat ini dengan Jeaden membuat dirinya senang bukan main. 

Jeaden mengeluarkan gitar dari tasnya dan mengatur senar-senar gitar. Sekilas mengenai gitar Jeaden. Gitarnya berwarna coklat kayu klasik dan ada sebuah stiker doraemon di dekat lubang gitar. Cika juga melihat ada sebuah tanda tangan di pojok kanan bawah gitar. 

"Oke. Gue mulai dari mana nih?" 

"Gue bisa belajar sendiri. Gak usah repot-repot kayak gini." 

"Halah. Lo mau nggak dapet nilai bagus waktu ujian musik nanti? Kalo mau gue ajarin." 

Cika akhirnya mengangguk dan tak ada pilihan lain. "Pilihan lo bagus juga. Gue coba bentar ya." Puji Jeaden, lalu mencoba untuk memainkan gitarnya. Sepersekian detik kemudian, Jeaden sudah lihai memainkan nada gitar akustiknya. 

"Lo kan udah pernah tampil berempat waktu pensi dulu. Kenapa permainan gitar lo malah turun?" Tanya Jeaden sambil menghentikan permainan nada gitarnya. "Gue jarang main gitar kalo di rumah. Gara-gara banyak tugas, gue males main gitar. "Terang Cika. Jeaden menganggukan kepalanya paham. 

Cika memandangi terus wajah Jeaden dari dekat. Kulit Jeaden putih, rambutnya ditata apik dan pastinya ia memakai pomade. Satu hal yang paling Cika dari Jeaden adalah pipi Jeaden yang terus saja merona berwarna pink kemerahan. Ingin rasanya dia mencubit pipi Jeaden dengan tangannya. Zina njir!, batin Cika. 

"Gue udah paham mainnya. Ayo gue ajarin! Mana gitar lo?" Tanya Jeaden yang agak bingung karena Cika tak memegang gitarnya. "Oh, gitarnya gue masukkin barusan. Bentar." Buru-buru Cika langsung mengeluarkan gitarnya dari tas dan memangkunya. 

"Kita mulai dari reff lagunya aja. Tangan lo kayak gini. Ini namanya kunci C. Lo masih hapal nggak kunci-kunci gitar?" 

"Masih hapal. Dikit." 

"Ya udah. Lo ikutin tangan lo kayak tangan gue." Cika mencoba apa yang dilakukan oleh Jeaden, mempraktekkan kunci C. Jeaden melihat tangan Cika untuk membenarkan jika ada yang salah. 

"Itu udah bener. Sekarang lanjut ke kunci D. Nah, kalo kunci D itu kayak gini." Jeaden memposisikan jari telunjuk di kolom dua senar nomor tiga dan jari tengah kolom nomor dua senar nomor satu, kemudian untuk jari manis di kolom nomor tiga senar nomor dua. (kalian bingung nggak?😂)

THANK YOU [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang