BAB 17 ❤ TRUTH OR DARE?

64 14 5
                                    

Kebersamaan itu indah saat dijalani dan indah saat kenangannya diingat.

♡♡♡♡

Ekonomi.

Pelajaran yang paling Alexa benci. Ralat, kurang suka. Menurutnya pelajaran ekonomi hampir sama dengan pelajaran matematika. Ditambah lagi guru yang mengajar--Pak Tegar--yang membosankan plus killer. Hal itu yang membuat Alexa pusing tujuh keliling.

"Al, lo jangan tidur! Kena pukulan Pak Tegar, baru tau rasa lo!" Peringat Tiara, teman sebangku Alexa. "Aduh, gue ngantuk. Sumpah, pelajaran Pak Tegar tuh bikin bosen." Alexa menguap dan menaruh kepalanya di atas meja. Tiara mengedikkan bahu dan kembali mencatat materi Pak Tegar. Alexa menutup matanya dan membiarkan dirinya terbawa ke dalam alam mimpi.

Alexa tengah meminum secangkir cokelat hangat. Ia tengah asyik memandang pemandangan indah perkotaan dari balkon rumahnya. "Ale-Ale!" Panggil seorang perempuan cantik yang sudah mengenakan kebaya berwarna putih lengkap dengan kondenya. Itu adalah Andrea, kakak Alexa. "Ck! Apaan?" Tanya Alexa kesal. Ia kesal jika namanya terus menerus dipanggil 'Ale- Ale'.

"Apaan? Lo ditungguin dari tadi! Lo gak pake kebaya? Huh?"

"Kebaya? Memangnya mau ada acara apa? Kalo pergi ke manten, gue kagak ikut lah. Enak disini dari pada repot repot." Rasanya Andrea ingin menoyor kepala adiknya itu. Namun, tidak tepat. Berhubung hari ini adalah hari spesial Alexa. Sabar ya An, sabar punya adik yang lola kek dia, batin Andrea sambil mengelus dadanya.

Andrea langsung menarik tangan Alexa dan membawanya menuju kamarnya. "Cepet lo ganti kebaya! Gak pake lama! Bentar lagi bonyok mau dateng, lo harus siap!" Suruh Andrea dan menyerahkan sebuah kebaya warna gold beserta seweknya. Alexa mendecih dan terpaksa ia menggunakan kebaya itu. Walaupun ia tak tau maksud perkataan Andrea.

Alexa melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruang ganti di kamar Andrea. Bisa dibilang kakaknya adalah calon model. Ayahnya--Bagas--rela membuatkan kamar khusus pakaian Andrea beserta kamar gantinya.

Alexa merasa kalau ayahnya itu pilih kasih dan lebih sayang pada Andrea, namun tanpa di duga ayahnya juga memberi hadiah Alexa sebuah ruangan musik mirip seperti studio pribadi di kamarnya.

"Woi! Udah belum gantinya?" Tanya Andrea dan menggedor - gedor pintu kamar ganti. "Sabar! Gue masih make seweknya!" Jawab Alexa sedikit berteriak. Punya kakak kok ngeselin banget, batin Alexa dan mempercepat memakai seweknya. Ia keluar dari kamar ganti dan semakin cantik saja.

"Sini, gue dandanin." Tangan Alexa langsung ditarik kakaknya dan duduk di depan meja rias. Selain menjadi calon model, Andrea juga cocok menjadi calon penata rias. Anehnya, perilaku Andrea berbanding terbalik dengan sifat Alexa yang lebih menyukai alat musik. "Gue gak mau pake lipstik! Titik!" Andrea menggeleng cepat. "Nggak! Lo harus pake lipstiknya! Lipstiknya juga nggak menor - menor banget."

Alexa terus menghindar dari lipstik yang akan dipoleskan di bibirnya. Andrea terus menerus memaksa agar Alexa mau memakai lipstik yang warnanya merah muda. "Kak, gue gak mau pake lipstik! Pake liptint aja deh! Asal jangan lipstik!" Andrea menghela nafas dan memilih untuk mengalah. Ia mengambil liptint miliknya berwarna pink muda dengan rasa strawberry.

"Dari tadi kek! Kalo gini kan gue tambah cantik." Puji Alexa pada dirinya sendiri. Andrea hanya bisa geleng geleng kepala dan kini ia sibuk merapikan rambut Alexa. Setelah sepuluh menit merapikan rambut Alexa, hasilnya adalah sanggul yang dipermanis dengan jepit berwarna senada dengan kebaya. Alexa merasa ada yang ganjil hari ini, mengapa ia disuruh memakai kebaya?

THANK YOU [COMPLETED✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang