🍁 Chapter 12. Riana?!

6.8K 349 4
                                    

"Ada orang yang melindungimu dengan terang-terangan, namun ada juga orang yanh lebih memilih untuk menjagamu dalam bayang-bayang walau kau tak mengetahuinya. Namun, mereka sama....
Sama-sama bertujuan untuk menjagamu...."

🍁🍁🍁🍁🍁

Riana menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sweter berwarna merah maroon dengan celana pendek di atas lutut bewarna putih melekat di tubuhnya, rambutnya yang bergelombang dibiarkannya terurai. Wajahnya dilapisi dengan make up sederhana. Dia terlihat cantik terutama dengan korneo matanya yang berwarna biru.

Penampilannya saat ini benar-benar berbeda dengan sosok 'Nerd'nya yang cupu dan jadul. Riana cukup yakin tak akan ada yang mengenalnya dan menghubungkannya dengan Riana si gadia 'Nerd' jika ia keluar dan bertemu orang-orang yang mengenalnya.

Berhubung karena ini hari sabtu dan sekolah libur, Riana berniat untuk bersantai ria dengan mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan ataupun berbelanja sepuas hati. Dia cukup dipusingkan dengan urusan sekolah, terlebih dalam beberapa hari ini ia dalam suasana hati yang buruk karena ulah beberapa orang yang penuh dengan omong kosong.

Setelah merasa puas dengan penampilannya, Riana memilih sepatu nike yang senada dengan warna bajunya dan mengambil tasnya.

Keluar rumah, Riana mengambil kunci mobil dari tangan salah satu penjaga dan berucap terima kasih sebelum mengendarai mobil sport berwarna merah itu. Dengan bantuan GPS Riana melaju menuju salah satu Mall untuk berbelanja, kebetulan ia membutuhkan kacamata baru karena semalam dia tak sengaja mendudukinya hingga patah.

Riana menatap layar ponselnya yang berdering dan menampilkan nama Chelsea. Setelah ragu sejenak, Riana memasang bluetooth di telinganya yang telah disambungkan dengan ponselnya.

"Halo?"

"Lo lagi ngapain? Gue suntuk nih di rumah, jalan yuk!"

Riana mengetutkan dahinya, sebelum menjawab "Aku tidak bisa. Kamu ajak orang lain saja." Dia tak mungkinkan kembali ke rumah dan mengubah penampilannya? Terlebih lagi dia sudah berada cukup jauh dari rumahnya.

"Kenapa? Lo lagi ngapain emang?"

"Aku sedang keluar."

"Keluar? Kemana?"

Riana mengatupkan bibirnya, tak tahu harus menjawab apa.

"Lo lagi jalan yah?! Hayoo, jujur lo. Tega amat lo jalan gak ngajak-ngajak! Pokoknya lo harus ngejemput gue sekarang!"

Riana mendesah, tidak menyangka Chelsea akan menebaknya dengan akurat. Namun.... Riana melirik penampilannya di kaca spion dan menjadi bingung.

"Apakah harus? Bagaimana jika lain kali saja?" Bujuk Riana mencoba untuk tetap menjaga rahasianya.

"Emang kenapa? Lo pergi sama cowok?"

"Tidak!" Riana menjawab cepat, tak ingin kejadian seperti kemarin terulang hanya karena dia tak menjawab pertanyaannya. Akibatnya ia harus pulang terlambat hanya untuk meyakinkannya bahwa ia tak berbohong.

"Temen? Keluarga?"

"Nggak kan? Makanya jemput gue sekarang, gak enak tau jalan sendiri." Suara Chelsea kembali terdengar saat Riana diam tak menjawab.

Riana mengetuk jarinya di stir, merasa gelisah. Menimbang-nimbang apakah ia perlu untuk menunjukkan penampilan aslinya pada Chelsea? Apakah dia dapat dipercaya?. Riana kembali mengingat hari-harinya setelah setuju untuk menerima Chelsea menjadi temannya. Sebenarnya, selama ini Riana cukup merasa nyaman berteman dengan Chelsea walau harus mendengar segala ocehan-ocehannya.

Fake Nerd#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang