🍁Chapter 14. Makan Malam

6.7K 340 5
                                    

"Mungkin sekarang kau menganggapku sebagai orang asing, namun dilain waktu kata 'asing' tak akan ada lagi diantara kita."

🍁🍁🍁🍁

Minggu pagi, setelah membersihkan diri, Riana turun menuju ruang makan. Mengisi piringnya dan membawanya ke ruang tamu. Riana lebih memilih makan di ruang tamu sembari menonton acara variaty show yang cukup menghibur dari pada harus duduk sendiri di meja makan besar yang muat untuk 12 itu.

Setelah menghabiskan sarapannya, Riana tak sengaja melihat Bi Tia yang sepertinya akan keluar. Setelah berfikir sejenak, Riana berteriak memanggil wanita patuh baya itu. "Bi Tia, tunggu!"

Riana berdiri, berjalan menuju wanita paruh baya itu "Bi Tia mau kemana?"

"Saya akan ke super market untuk membeli kebutuhan rumah, Ada apa Non? Apakah ada yang anda butuhkan?" Bi Tia tersenyum hangat.

Menggelengkan kepala, Riana melirik buku kecil di tangan Bi Tia kemudian kembali mendongak "Biar saya saja yang pergi, kebetulan saya ingin membeli kue brownis." Di samping sepermarket memang terdapat sebuah toko kue yang cukup terkenal, kebetulan Riana juga menyukai brownis mereka. Namun, Riana tsk berniat membeli. Dia hanya membuat alasan. Ia cukup bosan dirumah.

"Tapi, Non.... " Bi Tia mengerutkan dahinya, merasa bahwa Riana tak pantas melakukan pekerjaan semacam ini. Riana seorang Nona muda, dan sedangkan dia adalah seorang pelayan. Sudah tugasnya untuk melakukan pekerjaan semacam ini.

"Saya sudah mememutuskan, lebih baik Bibi menyiapkan beberapa camilan karena teman saya akan mampir nanti." Riana mengambil buku kecil yang diketahuinya berisi list barang-barang yang harus dibeli. Setelahnya, Riana berlari kecil ke kamar mengambil tasnya.

****
Mendorong troli, Riana menatap seksama barang-barang di atas rak. Mencari barang sesuai dengan yang tertera di list milik Bi Tia.

"Minyak.... Minyak...." Riana bergumam mencari minyak di atas rak dan tersenyum saat menemukannya. Riana merasa kegiatan berbelanja seperti ini cukup menyenangkan, mungkin bagian berbelanja akan dia ambil alih mulai sekarang.

Riana mengambil buku kecil di atas troli dan membacanya "Sekarang tersisa bagian camilan." Riana menatap kesekitar kemudian meletakkan kembali bukunya dan mendorong troli yang sudah hampir penuh. Beralih ke lorong sebelah, tanpa melihat Listnya, Riana mengambil snak yang diinginkannya.

"Permisi...."

Riana mendongak, merasakan seseorang berdiri disampingnya. Riana mengerutkan dahinya melihat cowok yang dikenalnya itu berdiri disampingnya, menatapnya dengan senyum manis andalannya. Benar, dia Algino. Lelaki yang berusaha dijahuinya.

Algino tertegun saat matanya bertemu dengan tatapan tanpa emosi Riana. Tatapan itu mengingatkannya pada seseorang yang dikenalnya, seseorang yang tak pernah memperdulikan kehadirannya.

Namun.... Algino menatap Riana dari atas kebawah kemudian menggelengkan kepalanya ringan. Dilihat bagaimanapun keduanya berbeda, mereka bagaikan langit dan bumi. Kecuali tatapan meremehkan itu, yang lain sama sekali berbeda. Namun mengapa Algino merasakan rasa keakraban?

Ah, benar. Perempuan dihadapannya adalah orang yang sama yang dilihatnya di restoran kemarin.

"Ada apa?" Tanya Riana datar, menyadarkan Algino dari lamunannya. Riana tersenyum sinis, Algino memang tak bisa tahan melihat perempuan cantik. Buaya.

"Ah, gue mau ambil snak dibawah lo."

Riana mengikuti arah jari Algino, kemudian tanpa kata menggeser posisinya dan kembali sibuk memilih camilannya. Tak lagi memperdulikan kehadiran lelaki itu.

Fake Nerd#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang