🍁Chapter 23. Membuat Gila

3.8K 190 35
                                    

"Apa pedulinya! Dia mencintainya, bahkan jika harus menjadi gila sekalipun ia akan tetap mengejarnya!"

*****

Suasana menindas di sekitar gadis remaja itu membuat para pelayan menjadi sangat berhati-hati. Takut menyinggung sang Nona yang sepertinya mengalami hari yang buruk.

"Bagaimana? Apakah Nona mengatakan sesuatu? Bagaimana keadaannya?" Bi Ati berbisik pelan sambil menyeret pelayan menjauh dari kamar Riana.

"Sepertinya Nona benar-benar sedang dalam suasana hati yang buruk, sejak pulang sekolah sampai sekarang, Nona hanya diam berbaring di tempat tidur. Makan malam yang saya bawa bahkan tidak dia sentuh." Pelayan itu mengangkat nampan ditangannya, menunjukkan makan malam yang sudah dingin tanpa tersentuh.

Bi Ati tidak bisa menahan kerutan di dahinya, khawatir akan keadaan Riana. Jika seperti ini terus, Riana benar-benar akan melewatkan makan malamnya, dan itu tidak akan baik untuk kesehatan. Terlebih dengan suasana hatinya yang tiba-tiba memburuk entah karena apa ....

Menghembuskan nafas pasrah, dia sepertinya tidak punya cara lain selain menghubungi Nyonya Tua.

"Kembali ke dapur dan panaskan makanannya. Saya akan memikirkan cara untuk membuat Nona Allisia makan." Bi Ati memberi intruksi sebelum pergi untuk menefon Nyonya Tua.

Karena selain dia, mungkin tidak akan ada orang lain yang bisa membujuk dan mengembalikan suasana hati Nona Allisia.

****

Alif bertanya-tanya, apakah matahari telah terbit di barat? Bagaimana mungkin, Algino dengan riang merayu cewek lain? Yah, jika itu dulu, sebelum Riana muncul dan membuat Algino jatuh setengah mati-- tidak, jatuh sampai mati, Alif tidak akan merasa heran. Karena, setelah sahabatnya itu mulai mengejar Riana, dia mulai menghindari para cewek seperti virus mematikan

Alif bahkan sampai ragu, apakah jiwa Algino telah bertukar dengan yang lain ? Dimana orang yang sangat tergila-gila dengan gadis cupu?!

"Temen lo itu masih waraskan?" Bisik Alif sambil menyenggol lengan Altaf yang sedang membidik bola billiard, membuat benda bulat itu meleset, tidak mencapai sasaran.

"Sial!" Altaf mengumpat kemudian melirik kesal  sang pelaku di sampingnya, "Bangke lo!"

Alif hanya terkekeh saat Altaf sekali lagi memgumpat ke arahnya, "Lagipula, lo kenapa masih bisa tenang, gak penasaran kenapa tuh anak jadi aneh gitu ?" Alif memberikan lirikan berarti pada  tempat dimana Algino berada.

Pandangan Altaf jatuh pada Algino yang sedang duduk di sofa, tangannya memegang sebatang rokok yang sesekali dihisapnya. Dua orang perempuan berpenampilan seksi mengapit dirinya. Sesekali Algino terlihat berbisik di telinga salah satu cewek itu, yang membuatnya tersipu malu.

"Tuh anak emang gila kan?"

Altaf tidak menjawab, lantas kembali fokus pada meja billiard di hadapannya.

"Woi! Lo kok ngacangin gue? Gue gak percaya lo gak penasaran!" Alif kembali menyenggol Altaf yang siap mebidik sasarannya, membuat cowok menarik nafas panjang manahan amarah.

"Terus? Lo mau gue ngapain?" Altaf berucap kesal, dia juga sedang dalam suasana hati yang buruk. Sebab karena kelakuan Algino yang Chelsea anggap telah menyakiti hati sahabatnya, ikut marah padanya. Padahal bukan dia yang menyakiti Riana, mengapa Chelsea jadi marah padanya!

"Yah, ngapain kek. Tanya gitu, dia kenapa." Alif dengan gemas menggenggam erat stick di tangannya saat melihat bagaimana acuhnya Altaf tentang masalah ini.

Fake Nerd#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang