"Apakah hidupmu semenyedihkan itu? Hingga harus mengusik hidup orang lain yang tak ada hubungannya dengan mu?"
_Fake Nerd_
Riana menarik nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan, entah sudah berapa kali ia melakukan kegiatan tersebut hari ini. Karena tidak masuk selama tiga hari, ia harus menyelesaikan tugas yang dilewatkannya selama waktu itu. Terutama catatan Biologi yang hampir mencapai Empat lembar. Rasanya tangannya sudah mati rasa. Tatapannya kemudian jatuh pada empat buku tulis yang ditumpuk bersama.
"Sialan!" Umpatnya pelan.
Menyandarkan punggungnya, Riana mengamati ruang perpustakaan yang sunyi senyap tanpa pengunjung selain dirinya. Tentu saja, mana ada siswa yang mau bertahan disekolah setelah bel pulang berbunyi.
Riana kembali melirik buku tulisnya kemudian ke arah empat buku tulis di sampingnya. Sebuah kernyitan samar terbentuk di dahinya seolah tengah berfikir keras.
"Bodo amat!" Putusnya, kemudian mengumpulkan alat tulisnya sendiri dan memasukkannya ke dalam tas.
Riana kemudian mengambil empat buku itu dan berjalan keluar perpustakaan dengan langkah tenang. Perempuan itu dengan sengaja membuang ke empat buku itu ke dalam tempat sampah yang dilewatinya tanpa rasa bersalah sama sekali.
Berjalan menyebrangi lapangan, Riana mengeluarkan ponselnya. Memberi tahu supir untuk menjemputnya.
"Eh, Lo cewek yang waktu itukan?"
Mendongak, Raut wajah Riana seketika memburuk melihat tiga orang cowok yang berjalan ke arahnya, terutama cowok dengan mata memikat yang tak mungkin dilupanya. Cowok brengsek yang bertindak seenaknya.
Menahan rasa kesalnya, Riana kembali berjalan seolah tak pernah menyadari panggilan Algino. Dia sudah tak ingin terlibat dengan segala drama yang dimainkan cowok itu.
"Hei, Tungg!"
Rina memicingkan matanya menatap tangan Algino yang menahan pergelagangan tangannya, Menaikkan pandangannya, Riana dengan paksa melepaskan tangan cowok itu dan mundur selangkah. Seolah-olah Algino adalah virus berbahaya yang harus dijauhinya.
Melihat itu, Algino dengan canggung menggaruk belakang telinganya yang tak gatal, tak menyangka cewek berkacamata itu akan bereaksi sedemikian. Baru kali ini Algino menghadapi tipe cewek seperti Riana, tipe cewek yang tak mempan dengan segala pesonananya.
"Ekhm! Yang waktu itu gue beneran minta maaf..." Ucap Algino dengan raut wajah menyesal "Sumpah! gue gak sengaja ngelibatin lo di dalam masalah antara gue dengan Pamela. waktu itu gue bener-bener gak punya pilihan lain." Tambahnya saat Riana hanya diam dengan raut wajah tenang yang entah mengapa membuat Algino resah. seolah-olah Riana adalah kekasih yang tak ingin mendengarkan penjelasannya. Tunggu! Kekasih? Ah, terserahlah.
"Hey, kok cuman diam aja?" Algino berdiri canggung, tak tahu harus melakukan apa. Baru kali ini Algino tak tahu harus mengatakan apa di depan makhluk berjenis perempuan. Padahal biasanya Algino tak pernah kehabisan topik jika itu berhubungan dengan perempuan.
Algino melirik kesamping, dimana kedua temannya berdiri mengamati. Algino memberikode seolah bertanya ' Gue harus gimana nih?' Yang dibalas dengan hendikan bahu keduanya.
"Apakah kamu sudah selesai?" Riana melipat kedua tangannya di depan dada, menatap dingin wajah cowok di hadapannya yang sialnya sangat tampan.
"Eh?" Algino kembali mengalihkan tatapannya pada Riana, bingung dengan tanggapan tiba-tiba perempuan itu.
Mendengus, Riana memutar bola matanya malas. "Kalau kamu memang benar-benar merasa bersalah, tolong jangan pernah muncul dihadapan saya lagi. Anggap saja kejadian itu tidak pernah terjadi." Yah, dia harus meluruskan semuanya hari ini. Agar kejadian tersebut tak pernah terulang lagi dan masalah apapun yang berhubungan dengan Algino tak akan disangkut pautkan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd#Wattys2019
Teen Fiction"Jangan menilai seseorang berdasarkan penampilan atupun latar belakangnya, karena bisa saja dia lebih hebat dari pada dirimu." -Fake Nerd Karena suatu alasan. Iriana Allisia Jhonson terbang ke Indonesia. Menyamar dan menggunakan identitas palsu untu...