"Hidup tak akan pernah terlepas dari masalah, mereka adalah satu kesatuan. Jadi, jalani saja karena itulah hidup....."
_Felicia Denanda_
🍁🍁🍁🍁🍁
Seperti biasa, suara hiruk piruk kelas adalah hal biasa yang menyambut pagi Riana. Dengan mata tertutup, Riana membaringkan kepalanya diatas meja dengan lengannya sebagai bantalan.
Seakan de javu, Riana kembali menjadi pendengar para tukang gosip yang berkumpul di hadapannya perihal seorang siswi baru yang katanya akan menjadi bagian dari kelas XI MIPA 1.
"Katanya dia model terkenal yah?"
"Lo gak tau Sin?"
"Sumpah lo kudet banget! Masa lo gak tau Chelsea Karelina? Model majalah yang baru-baru ini naik daun! OMG, coba lo cari di internet, dia itu terkenal banget!"
"Kalau namanya sih kayaknya gue pernah denger...."
"Yaiyalah, udah cantik, pinter punya karir bagus. Pastilah lo pernah denger namanya."
"Tapi, dia beneran bakalan sekelas sama kita?"
"Katanya sih gitu, kan si Olan udah pindah."
"Wahh, sekolah kita nambah lagi dong Primadonanya. Si Angel sama gengnya pasti kesel karena ada yang nyaingin di kelas."
"Husshh, jangan berisik. Nanti dia denger lagi. Bisa bahaya...."
"Eh, udah-udah.... Bu Andin udah dateng tuh."
Riana membuka mata dan meluruskan punggungnya saat suara seorang guru terdengar menyapa. Tatapan Riana bertumpu pada seorang perempuan disamping guru yang diketahuinya bernama Bu Andin.
Perempuan itu memang terlihat cantik dengan wajah Oval dan rambut hitam bergelombang. Dengan wajah dan bentuk tubuhnya yang proposional, tentu saja dia akan menjadi seorang model terkenal.
Setelah penilaian sekilasnya, Riana kembali mengalihkan perhatiannya dengan mengeluarkan sebuah novel dari dalam laci mejanya. Tak ingin ikut andil dengan keriuhan kelas karena seorang model terkenal akan menjadi teman sekelasnya.
Tangan Riana terhenti saat ingin membalik lembar ke empat dari novel yang dibacanya saat merasakan pergerakan disampingnya.
Menoleh, Riana menatap tanpa riak perempuan yang menempati kursi disampingnya, tempat yang pernah diisi oleh seorang cowok dengan raut mengantuk yang tak pernah lepas darinya. Namun, selama tiga hari ini tempat itu telah kosong tanpa penghuni.
Chelsea yang memang telah memperhatikan Riana sejak sesi perkenalan tadi, dikarenakan hanya perempuan berkacamata itu yang terlihat sibuk dengan dunianya sendiri tanpa niat untuk mencari perhatiannya. Seperti kebanyakan orang.
Mengulurkan tangan, Chelsea tersenyum manis dan berkata dengan nada ramah "Hai, kenalin gue Chelsea!"
Riana menaikkan sebelah alisnya, kembali meneliti wajah Chelsea yang tersenyum dengan seksama. Sepertinya perempuan itu tidak termasuk dalam sekelompok orang tanpa otak yang selama ini dilihatnya. Karena itu, Riana dengan murah hati membalas uluran tangannya dan mengangguk sekilas "Riana."
Chelsea semakin tersenyum lebar saat Riana membalas niat baiknya. Yah, walaupun tak ada senyum diwajah perempuan itu. Walau begitu Chelsea tidak tersinggung, dia malah senang dengan respon Riana. Karena dengan begitu Chelsea dapat tahu bahwa Riana memang berbeda dengan yang lainnya dan bertekat untuk menjadikan Riana sebagai teman baiknya.
******
Saat bel tanda istirahat berbunyi, Riana tanpa terburu-buru membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelahnya, Riana berdiri sembari menenteng sebuah paperbag ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd#Wattys2019
Teen Fiction"Jangan menilai seseorang berdasarkan penampilan atupun latar belakangnya, karena bisa saja dia lebih hebat dari pada dirimu." -Fake Nerd Karena suatu alasan. Iriana Allisia Jhonson terbang ke Indonesia. Menyamar dan menggunakan identitas palsu untu...