"Jangan mencoba menilai, jika kamu tak pernah mengenalnya."
******
Sebuah motor merah melaju kencang memasuki kawasan perusahaan dan berhenti tepat dipintu depan. Si Pengemudi, mematikan mesin motor dan menurunkan standarnya.
Beberapa orang yang penasaran dengan kehadiran yang tidak biasa itu, ikut berhenti menatap penasaran ke arahnya. Tanpa sadar, mereka menahan nafas saat helm yang menyembunyikan wajah si pengemudi terangkat menampilkan wajah yang dapat merengut hati.
Wajah oval, hidung mancung, kulit putih, rambut ikat berwarna coklat, dan sepasang mata biru itu berhasil membuat orang-orang berdecak kagum.
Riana meletakkan helmnya diaatas motor, kemudian turun dari motor merah kesayangannya itu dan menyerahkan kunci pada seorang lelaki muda yang sejak tadi berdiri dengan wajah bodohnya.
"Parkirkan dengan baik." Pesannya kemudian melenggang masuk ke dalam dengan anggun.
Tatapan dingin Riana memperhatikan keadaan perusahaan Grandpanya, menilai situasi sesuai dengan permintaan Grandpa.
"Selamat datang Nona."
Rania kini beralih menatap seorang perempuan yang berdiri menunggunya di depan meja Resepsionis dengan setelan kantor yang sopan dan rapih. "Tunjukkan jalannya, Kelly."
Kelly mengangguk sopan, mengarahkan jalan pada Riana diikuti oleh tatapan-tatapan penasaran para pegawai kantor. Tentu saja, kehadiran seorang perempuan cantik yang sepertinya masih berusia belasan tahun dikantor adalah hal yang tidak biasa, terlebih lagi sepertinya Nona Kelly yang datang dari kantor pusat beberapa hari yang lalu sangat menghormatinya.
Keduanya menaiki litf, menuju lantai teratas perusahaan.
"Dimana mereka?"
Kelly melirik Nona muda keluar Jonshon itu dan juga merupakan atasannya. Dua tahun mengenal Riana, Kelly telah mulai mengerti sifat dan pembawaan Riana yang tidak biasa. Seperti saat ini, Kelly mengerti maksud dari kata 'mereka' walau Riana tidak mengucapkannya secara jelas.
"Mereka berada diruang rapat lantai 13, Apakah anda ingin menemui mereka Miss?"
Melirik Kelly, sebuah senyum misterius terbit dibibirnya. "Tunjukkan jalannya, Kelly."
Melihat senyum Nonanya, dalam hati Kelly berharap agar tak ada orang bodoh yang mencari masalah dengan Nona mudanya itu. Kelly, menekan angka tigabelas, mengubah arah tujuan mereka.
Sampai dilantai tigabelas, Kelly menuntun Riana menuju ruang rapat yang tengah berlangsung. Mereka berhenti didepan pintu kaca buram yang tertutup rapat.
"Kamu tunggu saya disini."
Kelly mengangguk, kemudian membukakan pintu untuk Riana. Menampilkan ruang rapat elegan dengan banyak orang berpakaian formal yang kini semuanya menatap kearah mereka berdua.
Tak peduli dengan kebingungan orang-orang itu, Riana melenggang masuk dan mengambil tempat duduk acak yang masih kosong. Barulah ia menaikkan pandangannya, memperhatikan pandangan mereka yang menatap tidak suka padanya.
Memutar kepalanya, kini pandangannya tertuju pada layar yang menampilkan diagram naik-turun yang cukup dimengerti oleh Riana. Tatapan Riana kini tertuju pada Pria paruh baya yang berdiri disamping layar.
"Lanjutkan presentasi Anda." Riana mebuka suaranya, membuat orang-orang itu tersadar bahwa ada seorang gadia kecil yang tak dikenal baru saja mengganggu rapat penting yang sedang berlangsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd#Wattys2019
Teen Fiction"Jangan menilai seseorang berdasarkan penampilan atupun latar belakangnya, karena bisa saja dia lebih hebat dari pada dirimu." -Fake Nerd Karena suatu alasan. Iriana Allisia Jhonson terbang ke Indonesia. Menyamar dan menggunakan identitas palsu untu...