Prolog

23.5K 713 18
                                    

"Apa yang terlihat diluar belum tentu sesuai dengan fakta yang ada."

*

****

Brakkk!

Suara gebrakan meja, berhasil menarik perhatian seluruh penghuni kelas XI MIPA 1. Tatapan mereka semua tertuju pada meja paling pojok dibagian belakang.

"Lo ngebantah gue?!." Seorang cewek berambut panjang dengan sentuhan warna pink di ujungnya melemparkan buku diatas meja.

"Kenapa harus saya? Bukannya kamu punya tangan dan otak sendiri?" Tatapan terkejut dilayangkan oleh semua orang kemudian jatuh pada seorang cewek dengan rambut dikepang dua dan sebuah kaca mata berbingkai cukup besar yang dipakainya.

Cewek itu adalah Indriana Putri, Siswi pindahan sebulan yang lalu. Sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di area SMA Buana ia telah diberi lebel 'Cupu' oleh orang-orang disekitarnya hanya karena penampilannya.

Selama sebulan itu juga, Riana telah menjadi sasaran empuk oleh Angel dan teman-temannya. Hanya saja kali ini mereka semua dibuat terkejut atas penolakan cewek itu, biasanya sekali Angel berkata cewek itu pasti akan melaksanakannya.

Mendengar suara kasak-kusuk disekitarnya berhasil membuat Angel bertambah kesal. "Lo ngatain gue gak punya otak?" Tanyanya geram, Angel tak tahu apa yang merasuki cewek cupu yang selalu patuh itu hingga kini berani membantahnya.

Riana menatap tenang  wajah Angel, ia menyandarkan punggungnya dan berkata "Bukan saya yang mengatakannya, tapi kamu." Riana menjawab acuh. Ia sudah muak melihat kelakuan mereka yang menurutnya sangat kekanak-kanakan.

Semakin ia menuruti kemauan mereka, semakin aneh juga permintaannya. Sudah bagus ia telah mentoleransi perbuatan mereka selama sebulan ini, jika tidak lihat apa yang akan mereka dapatkan karena telah berani mengusik dirinya.

Angel menatap tak percaya perempuan berkaca mata itu, ia menyilangkan tangannya di depan dada "Wahh, lo punya nyali juga yah!" Angel bertepuk tangan lambat sebanyak tiga kali. "Anak miskin kayak lo gak seharusnya ngebantah gue." Desis Angel sengit.

Riana memutar bola matanya malas, ia bangkit berdiri menatap Angel seolah dia adalah seorang idiot "Apakah kamu sudah selesai? Jika ya, tolong silahkan pergi. Saya tidak punya waktu berurusan dengan orang-orang seperti kalian."

"Lo-"

"Ngel, Udah! Pak Adi udah datang!" Alya, salah satu teman Angel berusaha menenangkan cewek itu sembari menatap cemas ke luar jendela dimana terlihat seorang guru berkepala botak dan berkumis berjalan menuju ke kelas mereka.

Angel mengikuti arah pandang Alya, ia mendengus kesal melihat kedatangan guru Matematika iti. Angel berbalik menatap Riana yang sudah kembali duduk tenang dikursinya seolah tidak menganggapnya ada.

"Jangan kira ini udah selesai yah!" Ancam Angel sembari menunjuk wajah Riana. Ia mendorong sedikit meja Riana kemudian berbalik pergi.

Riana melirik sekilas punggung Angel kemudian kembali mengalihkan pandangannya memperbaiki letak meja yang sengaja di dorong oleh perempuam itu. Bagi Riana, ketiganya tidaklah sepenting itu untuk mendapatkan perhatiannya.

TBC

Gimana? Penasaran? Tunggu kelanjutannya!

Fake Nerd#Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang