"Jujur saja, cukup melelahkan untuk berjuang namun yang diperjuangkan justru terlihat tidak peduli. Ingin menyerah, namun hati seolah menolak."
****
Riana sedari dulu tak pernah menyukai seseorang yang tak bisa memegang kata-katanya. Membenci orang-orang yang hanya bisa berkata namun tak pernah membuktikannya.
Termasuk pada Algino....
Riana tak suka. Tidak ingin lagi melihat lelaki bermanik mata coklat itu. Namun....
"Pagi Riana."
Riana mencengkram buku yang berada ditangannya, menatap Algino yang berdiri di depan kelasnya dengan senyum khasnya.
Tanpa menjawab, Riana berjalan melewati lelaki itu seolah tak mengenalnya.
"Istirahat nanti lo makan dimana? Kantin atau rooftop?" Algino yang telah terbiasa dengan sikap Riana yang tak pernah membalas ucapannya, tidak menyadari kelainan dari sikap Riana. Dia malah dengan senang hati berjalan dibelakangnya, memasuki kelas Riana seolah kelas itu adalah tempatnya juga.
Meletakkan tasnya di atas meja, Riana mengeluarkan novel dan membacanya. Lagi dan lagi mengabaikan kehadiran Algino.
"Apa yang kamu lakukan?! Kembalikan!" Kesal Riana saat Algino merebut novel dari tangannya.
Mengabaikan ucapan Riana, Algino lantas melirik seorang cewek yang sedang sibuk memakai maskara, "Boleh gue duduk disitu bentar?" Tanya Algino disertai senyum khasnya, yang sesaat membuat cewek itu terbengong dengan maskara yang masih menggantung. Nyaris menusuk matanya.
Tersadar, cewek itu dengan cepat menutup maskara dan berdiri "Tentu, duduk aja." Jawab cewek itu gugup.
Masih mempertahankan senyum manisnya "Thanks, lo cantik make bandana itu." Pujinya sembari mengedipkan mata, membuat perempuan itu mutup mulut menahan pekikan gembira karena baru saja dipuji oleh pangeran sekolah itu.
Riana yang sejak tadi hanya diam, tak tahan untuk tidak mendengus. Memutar bola matanya malas melihat tingkah berlebilan perempuan yang sampai saat ini bahkan namanya saja Riana tidak tahu.
"Bisa kembalikan barang saya?" Tanya Riana datar, sembari mengeluarkan tangan ingin mengambil novel dari tangan Algino, namun sayang Algino dengan gesit menjauhkan tangannya dari jangkauan Riana.
Algino menyeringai saat melihat raut kekesalan diwajah perempuan dihadapannya, walau telah berusaha diasembunyikannya. "Bilang dulu 'Gue suka Algino' baru gue balikin bukunya."
Mendecih, Riana menyandarkan tubuhnya sembari membuang muka. Memberi isyarat bahwa ia tak sudi mengucapkan kata-kata menjijikan itu.
Tingkah Riana yang seperti ini membiat Algino semakin gemas ingin menggodanya. Menyenangkan melihat raut kesalnya.
Dengan sengaja, Algino melambai-lambaikan buku itu dihadapan Riana. Ingin memancing reaksi gadis itu. Namun, Riana tetaplah Riana. Gadis kaku dengan sedikit ekspresi.
Pada akhirnya, Algino hanya bisa menyerah. Lantas membolak-balik novel ditangannya dan membaca sebaris kata di novel itu, lalu tersenyum geli "Lo ternyata juga suka novel cinta-cinta kayak gini?" Algino menaruh novel itu di atas meja kemudian melipat kedua tangannya di atasnya, menatap Riana sembari tersenyum. Ingin tahu.
"Berarti lo gak buta tentang yang namanya perasaankan? Taukan kalau gue suka sama lo? Pernah baca kalau digantungin itu sakit?"
Tanpa menjawab, Riana menarik novel dari tindihan tangan Algino, yang juga dibiarkan olehnya. Tak berniat lagi untuk menggoda Riana, saat ini dia hanya ingin Riana sadar bahwa dia serius. Tidak pernah main-main dengan rasanya pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd#Wattys2019
Teen Fiction"Jangan menilai seseorang berdasarkan penampilan atupun latar belakangnya, karena bisa saja dia lebih hebat dari pada dirimu." -Fake Nerd Karena suatu alasan. Iriana Allisia Jhonson terbang ke Indonesia. Menyamar dan menggunakan identitas palsu untu...