8

10.3K 471 2
                                    

Love pov

Sesampainya di kediaman orang tua Alex. Love langsung di persilakan masuk, oleh salah satu pegawai rumah. Tidak sampai lama menunggu, akhirnya orang yang dituju datang menemui. Namun, semangat dan rasa yakinnya sedikit memudar. Tatkala melihat orang di belakang ibunya Alex .

Kenapa ada Dimas? Apa jangan-jangan Dimas sudah memberi tahu semua. Tentang apa saja, serta tentang hukuman! Batin Love resah, khawatir.

Namun, seketika rasa itu lenyap, saat melihat Winda tersenyum manis. "Ve, dah lama nunggu ya?" Basa-basi Winda, lalu cipika cipiki biasa sesama perempuan.

"Belum, Tante, maaf apa saya tidak mengganggu waktu Tante?" tanyanya, sambil memberi senyum ke ayahnya Alex serta Dimas.

"Tidak, tante malah seneng kamu dateng kesini," kata ibunya Alex, lalu memperkenalkannya dengan suaminya.

"Ve, ini Ayahnya Alex, suami Tante. dan ini Dimas tapi kalian dah pernah ketemu ya di apartemen?"

"Iya, Tante, saya sudah kenal dengan Pak Dimas."

"Eh, eh, enak aja panggil Pak, emang aku dah tua apa?" gerutu Dimas sambil memajukan bibirnya. "Noh Alex aja yang kamu panggil bapak," sambung Dimas.

"Eh Dimas, bukan tuaan kamu dari Alex, ya?" Goda Winda.

"Apa ada sesuatu yang membuatmu kemari nak?" tanya Bowo langsung ketitik permasalahannya.

"Baik, Pak, sebelumnya saya minta maaf kalau saya lancang. Saya ke sini mau menjelaskan soal ke beradaan saya di apartement pak Alex. Sebenarnya saya, hanya seorang SPG di swalayan perusahaan Bapak. Namun saya melakukan kesalahan tanpa saya sengaja, dan tidak saya inginkan," terangnya ke mereka sambil menundukan kepala malu. "Sehingga karna kesalahan itu, saya mendapat hukuman di apartemen, untuk membersihkan selama seminggu. Karena saya tidak bisa mengganti rugi, atas kesalahan saya."

"Kesalahan apa yang membuatmu kena hukuman semacam itu?" tanya ayahnya Alex, sedangkan ibunya hanya menatap bergeming.

"Saya tidakk sengaja memecahkan lampu mobilnya, Pak," jawab Love.

"Wah wah, bos macam apa Alex. Gara-gara lampu mobil pecah aja minta ganti rugi sama karyawannya." Dimas berdecak, karena memang Dimas baru mengetahui alasan itu.

"Maafin anak Tante ya, Ve?" kata Winda menatap sendu gadis di sebelahnya.

"Tidak apa-apa, Tante. Maaf, saya tidak bermaksud menjelekan anak Tante. Saya kesini hanya menerangkan hubungan saya dan Pak Alex saja. Tante jangan merasa bersalah, ya," ucap Love, sambil mengusap punggung tangan Winda.

"Dan tentang hubungan saya dan pak Alex, hanyalah sebatas pegawai dan bos saja, Tante. Gak lebih, dan saya juga ikhlas menjalankan hukuman itu," ujar Love lagi.

"Ve, apa Alex pernah bilang sesuatu ke kamu? maksud Tante, mengutarakan perasaannya?" tanya Winda. Sedangkan Dimas langsung menoleh pada Winda kemudian beralih ke Bowo, bingung.

"Maksud, Tante?" Love sedikit bingung, entah apa maksud perempuan paruh baya itu.

"Tante lihat Alex sekarang mempunyai semangat lagi. Gak seperti sebelumnya. Dulu, Semenjak kekasihnya meninggalkan setahun yang lalu, Alex sering murung dan keluar malam, dan akhirnya kami sengaja menurunkan tanggung jawab perusahaan kepada Alex, agar dia ada kegiatan. Setidaknya dia bisa melupakan kekasihnya itu." Winda membeberkan kisah kelam anaknya.

"Tapi sekarang keliatannya Alex semangat banget. Tante rasa Alex suka kamu, Ve," sambungnya lagi.

Bluuus!

Mendengar hal itu, Love terdiam. Wajah cantiknya serasa tertiup angin, jantung serasa mau copot.

Love mencoba, mencari arti dari ucapan Winda. Dilihatnya Dimas, wajahnya tampak masam, tidak suka atas perkataan tantenya.

"Ve, ko diam? apa bener dugaan, Tante?" tanya Dimas mengintrogasi.

Seketika Love tergagap, tidak tahu harus bilang apa. "Eeh, saya kurang tau, Tante," jawabnya sambil menggelengkan kepala.

"Ya, Tante gak akan larang kalian ada hubungan sih, tapi terserah kalian aja yang menjalani," ucap Winda seolah-olah benar adanya.

***

Kini Love sedang di mobil Dimas, ya, tantenya lah yang menyuruh Dimas untuk mengantarkannya. Meski Love sempat menolaknya tadi.

"Oh ya, besok saya disuruh tugas di swalayan loh," ucap Dimas membuka percakapan. "Nanti kita akan sering ketemu deh," sambungnya sambil terkekeh.

"Maksud kamu gantiin pak Alex?" tanya Love.

"Kenapa kamu, ga suka ya kalau Alex aku gantiin?" tanya Dimas menggoda.

"Eh bukan itu maksudku, karena kupikir pak Alex kerepotan mengurus dua perusahaan sekaligus. Jadi menurunkanmu di swalayan," ucap Love, memalingkan pandangan ke luar jendela. Melihat hiruk-pikuk ramai kendaraan.

"Aku kesana untuk menggantikan yang namanya Luki," jawabnya sambil fokus menatap ke depan menyetir.

"Oo," gumam Love, tanpa menoleh. Setia menatap luar.

***

Di tempat lain Alex sedang mengadakan pertemuan dengan rekan kerjanya di sebuah restoran, yang ada di hotel berbintang. Setelah urusan selesai pria berusia 27 tahun itu pun bergegas pulang. Namun, langkahnya terhenti, saat mendengar suara memanggil namanya.

"Alex!"

"Jihan?" Alex kaget melihat siapa yang memanggilnya.

"Wah, tak kusangka aku bisa ketemu langsung sama kamu di sini," ucapnya antusias.

"Kamu kapan dateng?" tanya Alex datar.

"Kamu ko ga suka keliatannya ketemu sama aku?" tanya Jihan sambil memajukan bibirnya.

"Maaf ini udah malem sebaiknya kamu istirahat, aku juga harus pulang banyak pekerjaan, permisi," tukas Alex sambil berjalan cepat keluar dari restoran.

"Alex!" Jihan memanggilnya, namun Alex sudah jauh tidak mendengar.

BOS ITU (Tersedia Ebook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang