25

9.7K 255 5
                                    

Love merasakan panas yang begitu gemuruh, memenuhi dada. Padahal ruangan itu cukup sejuk dengan pendingin ruangan. Pasalnya ia baru saja mendengar perintah dari Genta, bahwa ia harus menguji pemakaian produk Global Bintang, yang akan diuji langsung di kantor Roy.

Love ingin sekali menolak, tapi tidak bisa. Bagaimana pun, ia harus menghormati Genta sang pemilik perusahaan. Dan tidak mungkin ia membantah, di depan orang lain.

Roy menyeringai senang, akhirnya ia bisa melancarkan aksinya dengan baik. Love yang sedari tadi duduk di seberang meja Genta, pun hendak keluar. Ia tidak tahan, melihat tatapan Roy padanya.

"Pak Genta, saya permisi sebentar mau ke belakang," kata Love pada Genta sambil memberi isyarat.

Genta yang tahu arti isyarat itu, ke toilet. Ia pun meng iyakan. "Silakan."

"Terima kasih, Pak, permisi." Love bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan Genta.

"Baik, Pak Genta. Kalau begitu saya langsung saja, dan besok jangan lupa pegawai yang tadi suruh ke kantorku." Roy berpamitan pada Genta sambil berjabat tangan.

"Semoga anda tidak kecewa dengan produk kami," kata Genta di akhir kalimat.

***

"Apa-apaan sih! Pakai harus saya segala yang menguji komputer itu," gerutu Love kesal. Iya, Global Bintang adalah  memproduksi alat elektronik semacamnya.

Love menuju pantry, hendak membuat minuman lagi agar pikirannya jernih. Tadi hanya berpura-pura izin ke toilet. Ia sudah mencium gelagat aneh Roy kepadanya. Ia sekarang harus waspada dalam menghadapi seorang Roy, pemilik perusahaan besar, bahkan suaminya Alex pun masih kalah di bawahnya.

Ekhemm!

Terdengar suara deheman pria, Love pun menoleh ke sumber suara tadi. Seketika ia membelalakan mata, kaget. "Ngapain ke sini?" tanyanya sinis.

"Oh, jadi begini kelakuan pegawai kalau di kantor," katanya mengejek. "Apa Genta membayar pegawai yang kerjaannya santai-santai saja gini," lanjutnya.

Love malas berdebat dengan orang angkuh, ia pun berdiri dari duduknya dan pergi keluar. Namun Roy berhasil menahannya di pintu.

"Kamu memang gak punya sopan santun, ya, di ajak bicara malah pergi," kata Roy yang menghalangi pintu.

"Pak Roy, bisa berbuat seenaknya jika ini kantor milik anda, tapi di sini anda adalah tamu. Jadi pakai etika yang sopan saat berkunjung kemari," ujar Love seraya menghempaskan tangan pria itu yang menghalang, dan berhasil pergi meninggalkan pria itu.

"Kamu memang susah di taklukan, tapi lihat saja nanti." Roy bergumam sendiri.

***

"Aku seneng hari ini kamu datang ke sini," kata Alex pada Love.

Karena tidak ada pekerjaan Love, pun izin pulang cepat pada Genta. Sekarang ini ia sedang berada di kantor suaminya.

"Iya, Mas, hari ini aku gak ada kerjaan. Tapi seminggu kedepan aku bakalan sibuk, dan belum tentu bisa makan siang bareng."

"Emangnya ada acara apa?"

"Gak ada acara, cuma lagi di tugasin aja," jawab Love malas.

"Kamu cape ya kerja?"

"Enggak kok, cuma lagi bete aja. Tapi udahlah gak usah dibahas."

"Iya, Sayang. Kalau kamu cape, kamu bisa ko berhenti kerja, nanti biar aku aja yang bilang sama pak Genta," ujar Alex. Sebenarnya ia enggak mau kalau istrinya kerja. Tapi gimana lagi, daripada di rumah Love kesepian gak ada kegiatan, akhirnya ia pun mengizinkan.

BOS ITU (Tersedia Ebook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang