Embusan angin sejuk menghembus. Mengibar-ngibarkan kerudung seorang perempuan, yang terduduk di sebuah gubuk di tengah sawah. Sesekali ia ayunkan kaki, menyentuh setiap rerumputan yang tumbuh memanjang kehijauan. Ya, Love sudah di Jogja, semalem ia tiba di sini di kampung kelahirannya."Mba!" Pemuda tanggung memanggil kakaknya, dari tepi jalan.
Love pun bangkit, menghampiri pemuda yang bernama Andi, yang tak lain adalah adiknya.
"Di cariin ibu," kata Andi.
"Ya, nih Mba juga udah mau pulang."
"Kenapa sih dari semalem, Mba itu melamun terus keliatannya?" katanya dengan logat khas jawa.
"Sok tahu kamu, Mba itu seneng bisa pulang."
"Ya, tapi ngapain juga pagi-pagi dah di sawah?" tanyanya heran.
"Mba, tuh, lagi kangen sama pemandangan hijau seperti ini. Makanya kesini."
Adiknya hanya geleng-geleng kepala, ditanya apa jawabnya apa.
"Mba, hari ini aku ada panggilan kerja." Andi memberi tahu. Ia memang sudah lama mencari kerja tapi belum dapat. Ya, karena memang lapangan pekerjaan di sini tidak terlalu banyak, seperti di ibu kota. Tapi akhirnya ia mendapatkan juga.
"Alhamdulillah...," ucap syukur sang kakak. "Kerja dimana, Ndi?"
"Di swalayan baru."
"Ooh baguslah. Apapun pekerjaannya kita tetap harus bersyukur."
"Iya, Mba."
"Mba sendiri di kota, kerja di mana? Terus ko bisa izin pulang, bukannya Mba itu karyawan baru?" tanyanya heran.
Love bingung harus jawab apa. Ia enggak mau adiknya tahu, kalau dirinya hanya sebagai SPG. Bukan ia enggak bersyukur dengan pekerjaannya kemaren. Ya, ia sudah mengundurkan diri. Tapi, hal itu membuatnya sedih.
"Udah, ah. Kita pulang." Love mengalihkan perhatian, berjalan mendahului Andi.
"Iih, Mba. Ditanya malah gitu," gerutunya.
Love terkikik geli melihat sang adik cemberut, mengerucutkan bibirnya.
***
Alex mendapat info, bahwa Love mengundurkan diri. Dan itu membuatnya tidak semangat lagi, untuk ke swalayan. Tidak sanggup di sana tanpa Love. Sehari-hari ia sibukan di kantor. Sudah lima hari tidak melihat Love, mudah-mudahan ini bukan untuk selama-lamanya. Harapnya.
Diraihnya telepon genggam, mencoba menghubungi Dimas. Sepupunya itu sedang berbulan madu, sudah lima hari ia di Bali. Hal itu membuat Alex semakin enggak sabar untuk memberi tahu, soal Love berhenti kerja.
"Hallo!" suara Dimas di seberang sana.
"Kapan pulang?"
"Apaan sih, gak tahu apa pengantin baru ini lagi cuti."
"Aku gak mau tahu, kamu cepat pulang!"
"Iya memangnya ada apa? ngomong aja di telepon," tawarnya.
"Love mengundurkan diri."
"Ko, bisa?" Dimas terdengar kaget mendengar penuturan Alex. Sudah tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, sambingan pun tertutup.
Sedangkan Winda sang ibu, memarahi anaknya karena tak bisa menemukan Love kesayangan. Ibu terlalu berharap, Love menjadi menantunya nanti. Begitupun Alex, pria itu begitu berharap menjadi suaminya.
***
"Bu, aku mau pergi ke swalayan tempat kerja Andi, ya?" Love meminta izin ke ibunya.
"Ngapain? tar malah ganggu adikmu lagi," kata Ibunya dengan khas jawanya.
"Gak lah bu, Love mau jalan-jalan aja."
"Ya udah hati-hati." Akhirnya Love dapat izin ibunya.
Love pun berangkat naik delman sampai pinggir jalan raya, selanjutnya ia naik angkutan umum menuju lokasi.
.
.
.
.
"Baik pak," suara Andi mematuhi arahan dari pemimpin swalayan."Bagus kalau begitu kerjakan, ya," kata atasannya ramah, lalu meninggalkan Andi.
***
Love hendak memasuki swalayan, langkahnya terhenti melihat bangunan swalayan tersebut. Bangunannya persis seperti swalayan yang di kota tempat ia bekerja.
"Ah, mungkin kebetulan saja," gumamnya tak yakin kalau swalayan ini punya Bowo.
Love melanjutkan langkahnya masuk kedalam. Matanya terpana melihat isi dagangan, yang tertata rapi di setiap raknya. Menurutnya, ini swalayan pertama yang menyediakan kebutuhan dengan lengkap di kampungnya.
Saat sedang mengitari setiap rak, ia tidak memperhatikan langkahnya sehingga ia menabrak seorang pria yang sedang membawa berkas-berkas laporan pemasok barang.
Braaak!
Seluruh kertas berkas terjatuh berserak ke lantai, sedangkan pria itu langsung membereskan kertas yang berantakan.
"Aduh, maaf, Pak. Saya gak sengaja," ucap Love.
Pria yang sedang memunguti kertas berserakan di bawah pun terdiam, setelah mendengar suara Love. Pria tersebut sepertinya kenal dengan suara perempuan yang menabraknya. Lalu pria tadi mengadahkan kepalanya, melihat siapa yang menabrak.
Love yang melihat pria itu mengadahkan kepalanya pun, terkejut.
"Pak Luki!" ucap Love kaget.
"Love, kamu disini? ngapain?" tanya Luki tidak kalah kagetnya.
"Aku lagi jalan-jalan," ucapnya.
"Jalan-jalan, kamu gimana bisa disini. Lalu gimana pekerjaanmu? Kamu dipecat sama pak Alex?" Luki membrondong banyak pertanyaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/155103492-288-k91832.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS ITU (Tersedia Ebook)
General FictionBagaimana jadinya ketika ingin kerja baik-baik, malah dapat masalah? Urutan terbalik no 1 pindah ke no 2. Ah, ya. Tulisan ini masih berantakan, dan lagi masa pengeditan. Mungkin banyak yang bingung, tapi mohon maklum, ya. Ini tulisan pertamaku😊