Lovita Eny perempuan cantik, biasa dipanggil Love. Pagi yang cerah secerah harapan, akhirnya ia dapat pekerjaan juga. Dari sekian perusahaan yang ia datangi, hanya salah satu swalayan lah yang menerima sebagai pekerjanya. Waktu menunjukan pukul 7:30 pas banget, hari pertama tidak ada kata terlambat.
"Selamat pagi, Pak," sapanya pada salah satu ke amanan di sini.
"Pagi, Neng. Ada yang bisa saya bantu?" tawarnya.
"Saya pegawai baru, mau nanya absennya di sebelah mana ya?"
"Oh, itu neng ada di pintu samping."
"Baik terima kasih, Pak," ucap Love tersenyum, lalu berjalan menuju ke tempat yang tadi diberi tahukan.
Suasana di swalayan masih sepi, mungkin karena masih pagi dan tidak banyak karyawan yang sudah tiba. Mungkin hanya pegawai kebersihan dan pegawai baru sepertinya yang baru datang di sini.
Braaak!
Suara benda terjatuh, dan ternyata salah satu pegawai kebersihan menjatuhkan embernya.
"Hai," sapa Love pada orang yang ia temui, petugas kebersihan.
"Hai juga, pegawai baru, ya?" tanyanya, perempuan yang menjatuhkan ember tadi.
"Iya."
"Bagian apa?"
"Bagian SPG kosmetik," terang Love. "Kenalkan nama saya Lovita Eny, biasa dipanggil Love atau Ve."
"Oh, Ve, saya santi," kata santi pegawai kebersihan. "Ooh, jadi SPG kosmetik? Pantesan cantik," sambungnya.
Tak heran gadis berkrudung itu mendengar pujian seperti itu, karena memang ia beruntung dalam hal ini, tapi belom beruntung dalam impian bekerja di perusahaan besar.
Ia bekerja di bagian SPG kosmetik karena pada saat itu, hanya itu yang sedang membutuhkan karyawan. Love mendapatkan arahan bagaimana cara menjadi SPG di sini. Pekerjaan memang terlihat mudah, hanya menawarkan produk pada setiap pengunjung yang melintas di rak kosmetik atau sesekali berdiri di tempat titik teramai. Agar menarik pengunjung. Ia pun mencoba menghampiri kaum wanita untuk menawarinya.
Hari menunjukan jam 4 sore, itu artinya jam kerjanya selesai dan sangat beruntung ia bisa langsung pulang, karena penggantinya sudah datang.
"Udah mau pulang ya, Ve?" Vira sudah tiba, teman pengganti jam kerja.
"Iya, Vir."
"Besok katanya ada Bos besar mau berkunjung ke sini," kata Vira.
"Ooh gitu," jawab Love santai, sambil merapikan rak kosmetik.
"Jangan oh doang dong, besok harus siap-siap kumpul menyambut bos pagi-pagi."
"Baik, Vir. Inshaa Allah, kalau gitu saya pulang dulu, ya?"
"Heemm, dah. Hati-hati."
"Iya." Love melambaikan tangannya, sambil berlalu pergi.
****
Cahaya pagi bersinar, menembus ke dalam lewat celah-celah jendela, membuat tidur Love terganggu. Gadis itu tertidur lagi tadi, seusai salat subuh. Ia pun membuka matanya.
Seketika ia terperanjat, saat ia melihat jam menunjukan 6:30. Love langsung bergegas mandi dan siap-siap pergi kerja. Dikarenakan mau ada bos datang ke tempat swalayan, dimana ia bekerja.
Sesampainya di swalayan Love dan teman-temannya berkumpul di pintu utama swalayan. jam menunjukan pukul 8:30, tapi bos besar belom juga datang. Akhirnya Luki, sebagai ketua swalayan memberi info.
"Perhatian pada seluruh karyawan! Di karenakan pak Bowo selaku pemilik swalayan di sini lagi berhalangan untuk datang, sebagai penggantinya yaitu pa Alex anak dari pak Bowo yang akan berkunjung hari ini," kata Luki.
"Oh, itu kali pak Alex sudah tiba," bisik-bisik salah satu pegawai.
Tap tap tap, suara langkah sepasang sepatu seorang pria dengan setelan jas abu abu memasuki pintu utama dengan gagahnya.
"Selamat pagi semuanya!" kata pria tersebut.
"Pagi, Pak." Serentak seluruh karyawan menjawab.
"Perkenalkan saya Alex, putra dari pak Bowo. Pada kalian semua pegawai kami, Saya tekankan pada kalian, tingkatkan kebersihan dan meng utamakan kenyamanan para pengunjung. Dan saya akan sering datang ke sini untuk melihat kinerja kalian." Singkat dan padat apa yang di sampaikan Alex.
Sesudah memberi pidato, Alex berkeliling ke seluruh swalayan lalu langkahnya terhenti, saat melintasi rak kosmetik. Lalu ia menghampiri salah satu pegawai yang sedang merapikan barang-barang di rak.
"Kamu yang berkrudung." Alex mamanggil pegawainya.
"Saya, Pak?" jawab Love.
"Iya, siapa lagi yang berkrudung, cepat keruangan saya!" titah Alex, lalu berjalan menuju ruangan kusus untuk bos.
Pegawai yang dipanggil tadi, pun mengikuti langkah bis itu dari belakang.
"Kamu tau kamu kerja di bagian apa?" tanya Alex sesampainya di ruangannya.
"Kosmetik, Pak," jawab Love.
"Terus kenapa pakai krudung? harusnya yang jadi SPG kusus kosmetik penampilan tidak seperti ini."
"Maaf, Pak. Apa hubungannya kerudung saya sama kosmetik, bukan-nya di tv itu model kosmetik juga ada yang pake kerudung?" Diberanikan Love menjawab dengan nada sopan.
Beberapa detik Alex terdiam, sedikit ada rasa malu. tapi dia berusaha menutupi rasa malunya. "Iya itu kan cuma model, kalau kamu? Takutnya kamu di sini tausyiah lagi."
Karna sedikit direndahkan Love pun sedikit tidak terima. "Maaf ya, Pak. Saya profesional. Saya juga tau, mana masjid dan mana swalayan. Kalau Pak Alex keberatan saya kerja di sini. Bapak boleh pecat saya permisi." Love beranjak pergi meningglkan ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS ITU (Tersedia Ebook)
Ficción GeneralBagaimana jadinya ketika ingin kerja baik-baik, malah dapat masalah? Urutan terbalik no 1 pindah ke no 2. Ah, ya. Tulisan ini masih berantakan, dan lagi masa pengeditan. Mungkin banyak yang bingung, tapi mohon maklum, ya. Ini tulisan pertamaku😊