"Yaa Allah, kenapa Santi dihukum juga, Mas? Emang salah apa dia," kata Love.
"Hem, main hukum-hukum aja lo kerjaannya," ujar Dimas yang berdiri di belakang Alex.
"Aah, sudah itu urusanku. Dimas lo gak usah ikut-ikutan," tukas bos itu.
"Ini sebenarnya ada apa? Love kenapa kamu masih mau sama Alex yang nyebelin ini sih?" Dimas sengaja bertanya seperti itu, biar sepupunya semakin kesal.
Alex yang mendengarnya pun memukul lengan Dimas, lalu pergi keluar. Tidak mau meladeni sepupunya, yang mulai jahil.
***
Setelah dari swalayan Alex dan Love hendak pulang, ia juga mengajak Santi. Pria itu meminta Santi menunjukan kontrakan Love, ia akan menuju ke sana sekarang juga. Tidak akan berlama-lama, memulai memberi hukuman buat dua gadis yang berada di mobilnya.
"Mas Alex yakin mau ke kontrakanku?" tanya Love ragu.
"Yakin, kalian akan mendapat hukuman segera," ujar Alex.
"Heran aku, kenapa suka sekali menghukum orang," ucap Love, ia merasa tidak enak pada Santi.
"Maafin aku ya, Santi. Gara-gara aku, kamu jadi dihukum." Love melongok kebelakang jok, di mana temannya duduk di mobil.
.
.
.
Sesampainya di kontrakan, Alex meminta kunci pada Love. Ia ingin membukanya sendiri. Kini penyewa kontrakan itu pasrah, jika sesuatu akan terjadi."Mana kopermu, Ve?" tanya Alex setibanya di dalam.
"Buat apa nanyain koper," jawab Love bingung. Lalu ia berjalan mengambil sebuah tas ransel lumayan besar. "Aku gak punya koper, adanya tas," sambungnya sambil menaruh tas di atas kasur.
Kenapa arogan sekali nih orang! Love membatin.
"Santi hukumanmu adalah, segera kemas pakaian Love. Jangan sampai ada yang tertinggal!" titah Alex.
Santi yang dapat perintah itu langsung mengemasnya, dalam hati antara senang dan juga bingung. Senang kalau temannya tidak lagi menempati kontrakan yang sempit, dan bingung mau dikemanain temannya.
"Ini apa lagi Mas, kenapa baju-bajuku dimasukin ke tas?" tanya Love semakin bingung. Sedangkan Alex tidak menghiraukannya. Pria itu terus memperhatikan pegawainya yang sedang mengemas pakaian.
"Sudah selesai semua, Pak," kata Santi.
"Bagus, ayo lanjutkan hukuman lainya," kata Alex seraya berjalan mendahului mereka yang terheran-heran melihat sikap dirinya.
"Betulkan aku bilang, Pak Alex langsung mengangkutmu kalau lihat kontrakanmu ini," ujar Santi berbisik.
"Jangan bisik-bisik, atau nanti hukuman tambah," celetuk Alex. Sedangkan Santi langsung menutup mulutnya sendiri, agar tidak nyerocos aneh-aneh.
"Tenang, ada aku," kata Love.
***
Alex membawa Love ke apartemennya, sesampainya di tempat parkir Love bertanya, "Kenapa bawa kami kesini?"
"Sudah ayo turun," pinta Alex. Santi langsung turun dan membawa tas Love tadi, atas perintah bosnya.
Love enggan turun. Ia berpikir macam-macam.
"Turun, mau sampai kapan diem di mobil?" Alex tidak sabar ia hendak menarik tangan Love, tapi langsung ditepis.
"Aku bisa sendiri," gerutunya.
Setelah sedikit berdebat, akhirnya mereka sampai di dalam apartemen milik Alex. Love membelalakan matanya terkejut, saat melihat setiap sudut ruangan penuh dengan debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS ITU (Tersedia Ebook)
General FictionBagaimana jadinya ketika ingin kerja baik-baik, malah dapat masalah? Urutan terbalik no 1 pindah ke no 2. Ah, ya. Tulisan ini masih berantakan, dan lagi masa pengeditan. Mungkin banyak yang bingung, tapi mohon maklum, ya. Ini tulisan pertamaku😊