Love tersadar dari tidur, ia pun langsung bangun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mengingat semalam sesampainya di kontrakan Santi, ia langsung tertidur karena kecapean di perjalanan.
Setelah melakukan rutinitas salat subuh, Love pun membaca Alquran surah Al WÀQIAH. Sedangkan sang pemilik sewa kontrakan, Santi. Baru bangun akibat mendengar suara merdu Love saat mengaji.
"Alhamdulilah dah bangun, segera shalat gih. Tar keburu tuluk loh," ucap Love.
"Iya," jawab Santi langsung berlalu ambil wudu.
Sekarang Love dan Santi sedang menikmati sarapan nasi uduk mpok Unah, yang berjualan di dekat kontrakan.
"Kamu mau cari kerja di mana memangnya?" tanya Santi.
"Aku udah coba kirim lamaran lewat email, mudah-mudahan diterima."
"Aamiin," sahut Santi.
"Ve, sebenarnya ada masalah apa kamu sama pak Alex?" tanya Santi.
"Gak ada," jawab Love dengan mengalihkan pandangannya keseluruh ruangan. Namun, Santi bisa menebak, kalau Love sedang berbohong dari ekspresinya.
"Jangan bohong. Aku tau kamu ada masalah di swalayan. Tapi aku gak tau masalahnya apa," ujar Santi.
Love hanya diam pura-pura tak dengar. "Dosa loh, ada orang ngomong dicuekin," komentar Santi lagi saat melihat Love diam saja.
"Ya memang ada masalah, dikit sih, tapi gak apa-apa ko aku bisa ngatasin."
"Kamu bisa ngatasin, lah aku? gak bisa, kalau hampir setiap hari pak Alex selalu mengintrogasi, nanyain kamu terus sama aku," terang Santi.
Santi pun kesal melihat Love hanya diam tak ada niat untuk memberitahu masalahnya.
***
Alex masih di Jogja. Sekalian mau melihat perkembangan swalayan barunya. Dan ini membuatnya kesal, karena harus menunda menyusul Love ke Jakarta.
"Bagus, kamu atur saja. Jangan lupa tiap bulan kirim laporan ke saya." perintah Alex pada Luki.
"Baik pasti saya kerjakan."
Saat Alex sedang berunding dengan Luki, ia melihat salah satu karyawan yang menurutnya kurang semangat.
"Hei kamu, sini!" titah Alex. Jiwa arogannya muncul lagi.
"Saya, Pak?" ucap karyawan tadi.
"Kalau kerja yang semangat. Jangan lemes gitu. Niat kerja gak sih?" tanya Alex sengit.
"Sabar Pak Alex, dia baru saja ditinggal kakanya pergi," ucap Luki menenangkan.
"Apapun urusan pribadinya, seharusnya tidak dibawa-bawa ketika sedang bekerja." Alex tidak peduli.
"Baik Pak, maafkan saya. Saya janji tidak mengulanginya lagi."
"Harus itu."
Setelah mendapat anggukan dari Alex. Karyawan yang bernama Andi itupun pergi melanjutkan pekerjaannya.
"Saya gak bisa lama-lama, saya harus segera kembali ke Jakarta," ujar Alex diakhir kalimat.
"Baik, silakan." Luki mengangguk, satu tangannya mengepal menyisakan ibu jari, mempersilakan sang bos beranjak.
***
"Terima kasih, Pak," ucap Love.
"Sama-sama, kamu bisa mulai kerja besok," ucap pria yang baru saja meng interviewnya.
Love akhirnnya bisa diterima bekerja di salah satu perusahaan, yang tidak terlalu besar juga talidak terlalu kecil. Ia diterima di bagian periklanan sebuah produk hasil pembuatan perusahaan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOS ITU (Tersedia Ebook)
General FictionBagaimana jadinya ketika ingin kerja baik-baik, malah dapat masalah? Urutan terbalik no 1 pindah ke no 2. Ah, ya. Tulisan ini masih berantakan, dan lagi masa pengeditan. Mungkin banyak yang bingung, tapi mohon maklum, ya. Ini tulisan pertamaku😊