"Nayeon, Tzuyu, ayo cepat!" teriak Jeongyeon dari luar rumah Tzuyu. Ia sedang bersandar di mobil mewahnya. Wajahnya gusar sambil terus menatap jam tangannya. Ia takut Tzuyu terlambat sampai bandara.
"Iya, sabar. Ini juga sudah selesai." Nayeon akhirnya keluar dari rumah Tzuyu diikuti oleh Tzuyu yang sedang menarik sebuah koper besar. Jeongyeon dengan sigap mengambil alih koper tersebut dan menaruhnya di bagasi mobil.
Mereka langsung meluncur ke bandara tanpa berlama-lama. Sepanjang perjalanan, suasana di mobil benar-benar riang. Nayeon dan Tzuyu tidak henti-hentinya mengobrol ataupun terkadang bernyanyi bersama mengikuti suara musik dari radio mobil. Jeongyeon hanya sesekali menimpali sambil fokus menyetir.
Hubungan antara Jeongyeon, Nayeon, dan Tzuyu semakin erat. Nayeon sudah menganggap Tzuyu sebagai adiknya. Begitupun Tzuyu, ia sudah sangat menyayangi Nayeon dan menganggapnya sebagai kakak. Jeongyeon dan Nayeon seperti sudah menutupi kekosongan hati Tzuyu yang telah ditinggal oleh kakak laki-lakinya.
Selama sebulan setelah insiden Nayeon memergoki Jeongyeon dan Tzuyu berpelukan, Nayeon dengan setia membantu Tzuyu menyiapkan segala keperluannya untuk pindah ke Amerika. Maka tak heran, Tzuyu tau jika Nayeon sudah mulai mencintai Jeongyeon karena Nayeon dan Tzuyu sudah sering bertukar curhatan.
Begitupun dengan Jeongyeon. Saat ia memiliki waktu senggang, ia juga terkadang menyempatkan waktu untuk menengok Tzuyu, memastikannya keperluan kepindahannya sudah beres. Tak jarang pula Jeongyeon sering meminta saran pada Tzuyu tentang hubungannya dengan Nayeon.
Masalah terbesar Jeongyeon adalah tentang keteguhan hati. Ia masih ragu apakah ia benar-benar telah mencintai Nayeon atau perasaan itu hanya pelarian belaka. Karena ia sadar betul, di hatinya masih ada tempat untuk Mina. Terlebih ketika mengingat berita Mina akan bertunangan, tak jarang hati Jeongyeon tiba-tiba melemah lagi. Namun, Tzuyu selalu menyemangati kakaknya itu untuk yakin pada perasaannya ke Nayeon. Tzuyu juga tidak suka jika Jeongyeon selalu memikirkan Mina karena Mina sendiri bahkan tidak pernah mencari tau kabar Jeongyeon semenjak mereka berpisah 6 tahun lalu.
"Oke, kita sampai." Jeongyeon membuka sabuk pengamannya lalu langsung keluar mobil untuk mengambil koper Tzuyu. Nayeon dan Tzuyu juga ikut keluar mobil.
Mereka duduk di ruang tunggu bandara terlebih dahulu sambil menunggu pengumuman keberangkatan pesawat Tzuyu.
Tzuyu duduk diapit oleh kedua kakaknya. Ia melihat kedua kakaknya itu sedang sibuk dengan dunianya masing-masing. Nayeon sibuk memperhatikan orang-orang yang lalu lalang, sedangkan Jeongyeon, ia sibuk dengan handphonenya. Biasa, urusan pekerjaan.
Tiba-tiba muncul ide jahil di benak Tzuyu.
"Oppa, Unnie." Tzuyu menarik masing-masing satu tangan Jeongyeon dan Nayeon lalu menyatukan tangan keduanya.
"Kenapa, Tzuyu?" tanya Nayeon bingung.
"Unnie, ada yang ingin Oppa katakan padamu." jawab Tzuyu dengan senyum lebar.
"Eh?" Jeongyeon melepas kaitan tangannya dengan Nayeon karena merasa bingung mendengar perkataan Tzuyu.
"Katakan? Katakan apa, Jeongyeon?" tanya Nayeon kini beralih ke Jeongyeon.
Jeongyeon hanya mengendikkan bahunya pertanda tidak tau lalu langsung menatap Tzuyu dengan tajam. Dan sekarang, terjadilah kontes saling bertukar tatap antara Jeongyeon dan Tzuyu. Mereka seperti sedang bicara melalui tatapan mereka, membuat Nayeon semakin bingung.
"Ah, Oppa hanya malu untuk bicara, Unnie. Sebentar ya." Tzuyu lalu bangkit dan menarik tangan Jeongyeon untuk sedikit menjauh dari Nayeon.
"Oppa, cepat ungkapkan perasaanmu pada Unnie." bisik Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction Bercerita tentang rumah tangga seorang pria kaya raya yang menikah dengan wanita yang sangat sederhana. Mampukah rumah tangga mereka berjalan lancar saat sang pria masih dibayang-bayangi oleh cinta pertamanya?