I Love You, Nayeon (1)

4.8K 383 31
                                    

"Jeongyeon, tutup matamu!"

"Kenapa, sih, Nayeon? Aku kan ingin melihat wajahmu."

"Tidak usah banyak protes! Tutup matamu, atau kita tidak jadi melakukan 'ini'?!"

"Huh.. mainnya ancaman! Iya-iya, aku tutup mataku. Ayo, lanjutkan lagi!"

Setelah melewati perdebatan panjang, akhirnya Jeongyeon menuruti perintah Nayeon untuk menutup matanya. Nayeon kembali melakukan tugasnya.

"Hey, yang rata ya! Aku ingin yang memuaskan."

"Iya, bawel!"

Nayeon dengan telaten mengoleskan masker wajah ke wajah Jeongyeon yang ada di pangkuannya. Malam ini mereka sepakat akan melakukan maskeran bersama.

"Sudah selesai. Cepat bangun!" ucap Nayeon sambil menaruh mangkuk dan kuas bekas masker ke meja. Mereka sedang berada di sofa ruang tv.

"Tidak mau!" jawab Jeongyeon sambil mengerucutkan bibirnya. Ia masih memejamkan matanya.

"Hey! Cepat bangun, Jeongyeon! Jangan main-main!"

"Beri aku kiss dulu.." ucap Jeongyeon dengan nada manja dan semakin mengerucutkan bibirnya, menggoyang-goyangkannya dengan sangat lucu.

Wajah Nayeon langsung memanas. Mungkin jika tidak tertutupi oleh masker, ia sudah ditertawai habis-habisan oleh Jeongyeon. Jika Nayeon malu, wajahnya akan memerah, kontras dengan warna kulitnya yang sangat putih.

"Y-yak! Kau gila, ya?! Cepat bangun atau kau tidur di sofa malam ini!" ancam Nayeon.

"Tidak tidak! Siap! Aku bangun. Siap!" Jeongyeon langsung bangkit untuk duduk. Tangannya membentuk gerakan hormat pada Nayeon.

"Ampun, Nayeon. Aku tidak ingin tidur di sofa." Nayeon hanya tersenyum kecil melihat sikap kekanak-kanakan suaminya.

°°°

Setelah sesi maskeran selesai, Jeongyeon dan Nayeon memilih menghabiskan malam Minggu mereka untuk melakukan maraton film. Mereka sudah menyiapkan beberapa kaset film yang sudah dibeli Jeongyeon dan menyiapkan makanan ringan seperti popcorn dan lainnya.

Mereka duduk berdampingan di sofa. Di tengah mereka terdapat mangkuk besar berisi popcorn. Lampu ruang tv juga dimatikan untuk mendukung suasana agar lebih terasa aura seperti di bioskop.

Di tengah film, Nayeon tiba-tiba menyandarkan kepalanya di bahu Jeongyeon. Jeongyeon yang merasakan adanya beban di bahunya langsung menoleh ke arah Nayeon. Belum sempat Jeongyeon menanyakan alasan Nayeon bersandar di bahunya, sudah terdengar suara isakan kecil dari mulut Nayeon.

"Hiks.. Jeong, kasihan sekali mereka harus berpisah. Hiks.. hidup sangat tidak adil untuk keduanya. Huaaa.."

Jeongyeon yang mendengar Nayeon semakin terisak hanya mampu melingkarkan tangannya di pundak Nayeon dan mengusap-usapnya mencoba memberi ketenangan.

Setelah melalui menit-menit menguras hati, film itu akhirnya selesai dan berakhir bahagia. Mereka mulai memutuskan judul film selanjutnya yang akan mereka tonton.

Film yang kedua ini lebih ke arah komedi romantis. Tak heran, Jeongyeon dan Nayeon beberapa kali berhasil dibuat tertawa oleh film tersebut.

Posisi mereka tetap sama. Nayeon masih setia bersandar di bahu lebar Jeongyeon. Sedangkan Jeongyeon, masih setia melingkarkan tangannya di pundak Nayeon. Keduanya saling berbagi selimut karena udara malam semakin dingin.

Tiba-tiba dalam film tersebut muncul adegan dewasa dimana tokoh pria dan wanitanya beradegan ciuman dan menuju ke yang lebih intim lagi.

Suasana di antara Jeongyeon dan Nayeon tiba-tiba menjadi canggung. Keduanya kini saling menjaga jarak walaupun tidak terlalu jauh. Saat tv mengeluarkan suara-suara yang 'ambigu' karena di film tersebut kedua pemerannya sedang beradegan ranjang, Jeongyeon dan Nayeon mulai mencari cara untuk menghentikan film tersebut.

Married Life [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang