Honeymoon

6K 403 15
                                    

Jalan-jalan bulan madu Jeongyeon dan Nayeon dimulai.

Pukul 7 pagi Nayeon sudah bersiap untuk memulai hari. Ia sudah selesai mandi dan berhias. Ia tidak sabar untuk menjalani hari ini dan 6 hari kedepan. Jeongyeon telah berjanji akan mengajaknya berkeliling di kota Paris, mendatangi setiap tempat yang menarik dan bersejarah, dan Nayeon sangat bersemangat akan hal itu. Ini adalah pertama kalinya ia pergi ke luar negeri.

Bertolakbelakang dengan Nayeon, Jeongyeon saat ini masih tenggelam dalam dunia mimpinya. Tubuhnya masih setia menempel di sofa. Nayeon yang melihat itu hanya bertolak pinggang dan menghembuskan napas malas.

"Jeongyeon, bangun!" Nayeon menusuk-nusuk pipi Jeongyeon dengan jari telunjuknya. Ia berlutut di samping sofa agar sejajar dengan Jeongyeon.

"Hmm.." tidak ada tanda-tanda Jeongyeon akan bangun.

"Aish! Apa aku harus selalu menutup hidungmu agar kau bangun?!" Nayeon berkata pada dirinya sendiri merasa frustasi karena ini sudah ke-5 kalinya ia mencoba membangunkan Jeongyeon.

Yang pertama, saat Nayeon baru saja bangun tidur ia mencoba membangunkan Jeongyeon. Yang kedua, saat Nayeon selesai mandi. Yang ketiga, saat Nayeon selesai berhias. Yang keempat, saat Nayeon selesai memesan makanan pada room service. Yang kelima, adalah saat ini setelah makanan untuk sarapan mereka datang, Nayeon mencoba membangunkan Jeongyeon lagi.

"Apa boleh buat. Kau yang memintanya, Yoo Jeongyeon!"

Nayeon menekan lubang hidung Jeongyeon, menutup akses udara masuk ke dalamnya.

1 detik
2 detik
3 detik

Tidak ada tanda-tanda Jeongyeon akan bangun. Nayeon tau Jeongyeon sudah bangun sejak tadi. Ia melihat bahwa mulut Jeongyeon terbuka sedikit. Pasti Jeongyeon sengaja seperti itu agar tetap bisa bernapas. Dengan senyum evilnya, Nayeon menutup mulut Jeongyeon dengan telapak tangannya dan menutup hidung Jeongyeon lebih keras.

1 detik
2 detik
3 detik

"Huaaa!! Iya-iya ampun aku bangun." Jeongyeon bangkit dan segera menuju kamar mandi. Nayeon yang melihat hidung Jeongyeon memerah hanya bisa tertawa yang akhirnya dibalas dengan lemparan bantal ke wajah Nayeon. Seketika tawa Nayeon terhenti dan Jeongyeon segera mengunci kamar mandi.

"Awas saja kau, Yoo Jeongyeon!"

°°°

"Kau menyewa motor ini?" tanya Nayeon yang sedang mengamati motor yang terparkir di depan hotel. Kata Jeongyeon, mereka akan naik motor hari ini agar tidak terkena macet dan lebih cepat sampai tujuan.

"Ini punya hotel. Aku meminjamnya." jawab Jeongyeon yang sedang bersiap memakai sarung tangan dan helmnya. Ia lalu memakaikan helm yang lebih kecil ke Nayeon.

"Ayo naik!" Jeongyeon memberi aba-aba kepada Nayeon untuk naik.

Motor yang mereka pakai adalah termasuk motor sport. Jok belakang untuk penumpangnya cukup tinggi dan agak menukik ke depan. Nayeon yang duduk di sana merasa kurang nyaman. Ia serba salah. Ingin pegangan Jeongyeon, akan canggung. Ingin tidak pegangan, ia takut jatuh.

"Jeong, jangan ngebut-ngebut ya." pinta Nayeon. Jeongyeon hanya mengangguk.

Saat mesin dinyalakan, tidak menunggu lama, Jeongyeon segera melajukan motornya dengan kecepatan cukup tinggi. Otomatis Nayeon kaget dan langsung memeluk pinggang Jeongyeon dengan erat. Terdengar tawa kecil Jeongyeon dari dalam helmnya. Nayeon yang mendengar itu langsung saja memukul helm Jeongyeon.

Married Life [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang