Terima kasih untuk segala kenangan indah yang pernah ada di antara kita. Kenangan begitu meyakinkan, hingga aku gamang lebih memercayai kenangan, atau kau yang sekarang telah berubah.
Mata, telinga, dan batinku tertutup untuk melihat kebenaran, meskipun kebenarannya telah ada di depan mataku.
Namun sekarang, aku sadar. Kau bukan yang terbaik. Kau memilih pergi, lepas, dan bebas tanpa aku. Aku tidak bisa leluasa menghubungimu. Namun kau dengan mudahnya mendatangiku di saat kapan pun kau butuh. Salahku yang terlalu membuka hati, memang. Kau menjadikanku pilihan ketika pilihan yang kau inginkan tidak dapat kau capai. Sekarang aku mengerti, itu alasan mengapa kau tak layak lagi kupertahankan.
Teruntuk Aby, yang kini tidak kuketahui keberadaannya.
Salam dari gadis yang sulit membedakan ilusi dan realita; Aku!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
PoesíaIni bukan sajak, bukan juga cerita. Hanya sebagai sampah untuk menampung apa yang ingin kubuang.