"Berkirimkabarlah sekalipun itu hanya sesaat lalu kemudian menghilang."

13 1 0
                                    

Teruntuk kamu, seseorang yang pernah —bahkan sampai saat ini, kupercayai untuk menjaga hatiku.

Satu tahun lebih bersama bukan hal yang singkat. Tetes air mata dan derai tawa yang pernah ada, kini hanyalah sebagai kenangan yang tak ingin kulupakan. Meski kenangan tetap saja kenangan, tapi dia selalu ada. Bahkan setelah kamu memilih untuk pergi dan berlalu. Sebab itulah mengapa dahulu, aku begitu besikeras mengukir sebanyak mungkin kenangan ketika bersamamu. Karena kita tahu, tak ada kebersamaan yang abadi. Dan sekarang, aku percaya itu.

Sebenarnya, aku ingin menyampaikan satu hal padamu. Tapi tolong, jangan anggap apa yang kuketik sebagai sekadar angin lalu. Aku hanya ingin bilang; kamu berbeda, dan tidak akan pernah kutemukan pada diri orang lain.

Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk semuanya. Terima kasih pernah ada, namun kini tiada. Terima kasih pernah bersedia datang, namun sekarang kembali pulang. Terima kasih pernah menjadi alasanku tersenyum, namun sekarang menjadi alasan mengapa mataku sembab.

Berkirimkabarlah sekalipun itu hanya sesaat lalu kemudian menghilang. Sebab, mengetahui kabar bahwa kamu baik-baik saja adalah pelerai gundahku.

Kamu tahu tentang bifurkasi? Aku mengibaratkan kita sedang ada di situ, di titik itu. Setelah sekian lama kita saling menggenggam satu sama lain, kini kita memutuskan untuk melangkah dengan berbeda arah. Mengikuti titik percabangan yang telah kita pilih masing masing. Padahal kita sendiri tidak pernah tahu, dua jalan yang berbeda tersebut akan bertemu lagi di satu titik atau tidak.

Jadi, aku hanya mengharapkan satu hal darimu; kenanglah aku, sebagai seseorang yang pernah menjadikanmu alasan untuk bertahan.

Terima kasih untuk semuanya.

Bittersweet MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang