Kamu. Satu-satunya orang yang berhasil membuatku merasakan bagaimana rasanya terombang-ambing tidak jelas, tergantung di tengah-tengah ketidakpastian, lalu diterpa angin yang entah menerbangkan setitik harapan itu ke mana.
Kamu yang memutuskan untuk pergi, membangun hidup baru tanpa aku. Kamu pergi dengan membuang semua memori indah tentang kita, memori yang sudah lama kita bangun. Semudah itu kah kamu pergi menyisakan luka untukku? Membiarkanku menanggung semua beban di antara kita?
Kini, saat aku hampir terbiasa hidup tanpamu, kamu kembali. Kamu memohon untuk diberi kesempatan kedua. Namun kamu tidak sadar, kesempatan itu sudah aku beri jauh sebelum kamu memutuskan untuk pergi. Kamu membuat semua kesempatan yang aku beri tersia-siakan, dan kini, kamu dengan gampangnya memintaku meletakkan kepercayaanku lagi padamu.
Bodohnya, aku luluh dan memberikan kesempatan itu lagi padamu.
—Mengenang orang pertama yang membuatku patah sedalam ini, Abyan Rahardika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Memories
PoesíaIni bukan sajak, bukan juga cerita. Hanya sebagai sampah untuk menampung apa yang ingin kubuang.