Happy Reading!!
Saat takdir seolah mempermainkan.
❤❤❤
Albie.
Saat melihat siapa yang maksud Irdina, Arzi dibuat kaget bukan main. Jadi Al yang dimaksud Bundanya dan juga yang tadi Ziki ceritakan adalah Albie. Kenapa dunia seolah sempit? Arzi tak tahu apakah Albie masih memiliki perasaan untuknya. Tapi jika bertanya pada dirinya, dia sudah memiliki sang penakluk hatinya kembali yang kini masih menimba ilmu di negeri yang menjadi tempat Fir'aun dulu tinggal dan sebentar lagi menyelesaikan pendidikannya itu.
Albie sendiri tak percaya dengan siapa yang dilihatnya sekarang. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan bayangan seorang gadis yang sampai saat ini masih ia cintai. Mungkin ini hanya halusinasinya saja. Iya ia tak benar-benar ada di sini. Pikirannya seolah menyangkal hal ini. Tapi kenapa Kak Afnan juga ada di sana? Duduk di samping gadis itu. Sampai Irdinapun menepuk pundaknya dan menyadarkannya bahwa ini bukan hanya halusinasi tapi realita. Mencoba tersenyum ramah, Albiepun dipersilahkan duduk di samping sang adik dan duduk berhadapan dengan Afnan.
Irdina kembali yang pertama membuka suara. "Nah, Al. Ini Sarah dan Afnan, anak kembar Bunda. " Irdina memang memanggil Arzi dengan nama tengah anaknya itu.
"Al, udah kenal kok, Bun. Kan waktu SMA kita satu sekolah. Kak Afnan juga kakak kelas Al waktu itu." Albie menjawab sambil tersenyum tipis. Irdina memang telah menyuruh Albie memanggilnya Bunda sama seperti kedua anak kandungnya setelah mendengar persetujuan Albie.
"Wah Bunda baru tahu lho. Tapi kamu enggak perlu panggil kakak sama Afnan. Dia kan lebih muda satu tahun dari kamu. " Irdina antusias mendengar bahwa kedua anaknya telah saling mengenal dengan calon anaknya itu.
Setelah itupun Albie bercerita bagaimana Arzi dan Afnan ketika di sekolah SMA. Sang idola sekolah. Dan Afnanpun dengan selalu merendah jika pujian terdengar dari mulut Albie. Dan Arzi hanya tertunduk dan berusaha tak memandang kearah Albie-yang berpakaian masih sama ketika di rumah sakit-sambil mendengarkan. Dia tak banyak bicara dan tak ada yang pernah menyadari bahwa Albie selalu mencuri pandang kearah Arzi. Apakah akhirnya takdir menginginkan kita bersatu, Ar?
Acara obrolan itupun berlanjut ke meja makan. Banyak topik yang dibicarakan. Irdina yang selalu membuka percakapan itu. Ia yang selalu memulai dan mengganti topik. Dan saat Irdina menceritakan bahwa Arzi juga telah bertunangan dan akan menikah segera setelah tunangannya kembali ke Indonesia. Mendengar hal itu, Albie melirik kearah jemari lentik Arzi dan terlihat sebuah cincin berwarna silver tersemat di salah satu jarinya. Dan harapan Albiepun hilang sudah. Hatinya tak rela tapi mungkin dirinya tak ditakdirkan untuk hidup menjalani bahtera rumah tangga dengan Arzi. Hanya sebatas saudara tiri. Sampai mereka kembali ke ruang tamu setelah acara makan malam selesai.
"Hari ini Bapak ingin meminta izin secara langsung kepada kalian berdua. Apakah kalian mengizinkan Bapak mempersunting Bunda yang sangat kalian sayangi? " Ahmad menatap kedua putra dan putri Irdina itu. Arzi menyerahkan semuanya pada Afnan. Keduanya saling menatap seolah menyalurkan persetujuan satu sama lain. Dan akhirnya Afnanpun menganggukkan kepala sambil tersenyum. Walaupun terlambat, mungkin kini ia akan memiliki sosok seorang ayah.
"Jika Bunda bahagia dengan keputusannya, saya tidak bisa menolak. "
Dan jawaban Afnanpun membuat semua orang di sana tersenyum. Walaupun rasanya Albie masih kecewa pada dirinya sendiri yang telat bertemu Arzi. Ia berbahagia untuk ayahnya. Walau mungkin dia tak bisa menjaga Arzi sebagai pendamping hidup kelak, dia masih bisa menjaga sebagai seorang kakak. Hah kenapa rasanya begitu menyakitkan menerima takdir-Mu, batin Albie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertamaku dan Takdir✔
Teen FictionCinta yang datang untuk pertama kalinya. Melesat masuk ke dalam hati Menancap, mengukir dan terpatri di dalam hati. 💞 Cinta pertamaku dan takdir. Perjalanan cinta sepasang remaja SMA yang sama-sama merasakan cinta untuk pertama kalinya. Di ikuti de...