13

2.7K 285 4
                                    

Jisun POV

"Nana?" suara tersebut mengalihkan debat gue dan Jaemin, gue lihat ada wanita dengan pakaian kurang bahan bawaanya pengen pakaiin sarung terus dipasang dengan gaya ala ninja.

"Loh, Sarang?" oh Jaemin kenal?

"Wah bener ternyata, kangen banget sama kamu, Na!" keduanya pelukan, baru kali ini gue lihat Jaemin senyum bukan karena gue, novel, dan meme yang gue kasih.

"Kamu baru pulang?" tanya Jaemin, gue baru sadar kalau mereka bicaranya pakai aku-kamu.







(͡° ͜ʖ ͡°)











"Iya nih," Sarang natap gue, karena gue baik jadi gue senyumin.

"Eh iya, kenalin ini pacar aku Jisun. Jisun ini Sarang teman masa kecil aku," gue menjulurkan tangan, mengajak bersalaman. Tapi gue mendapat respon kurang baik,

"Sarang." katanya dengan wajah ngajak berantem dan tangan terlipat di depan dada, wah serius deh kalau bukan di tempat umum sudah gue tonjok.

"Kamu habis ini mau kemana, Na?" tanya Sarang, sementara gue diam dengan perasaan gak nyaman.

"Paling keliling aja." jawab Jaemin, "Aku ikut boleh ya?" Sarang peluk lengan Jaemin sampai buah dadanya mencuat.

Gue gak cemburu asli, cuma jijik aja sama sifat Sarang, kayak gak diajarin sopan santun.

"Oke." Jaemin terima permintaan Sarang, mereka jalan gandengan sementara gue di belakang seperti gak kenal mereka.

Sambil jalan gue lihat lihat sekitar, gak sengaja gue menemukan wajah Renjun diantara kerumunan orang.

"JUN!" teriak gue, Renjun kelihatan mencari sumber suara gue pun melambaikan tangan.

"Loh Jaemin mana?" tanya Renjun tiba tiba, mungkin dia sudah lihat post-an Jaemin di Instagram.

"Itu." gue menunjuk Jaemin dan Sarang yang masih berjalan tanpa merasa ada yang kurang.

"Itu siapa?" tanya Renjun, loh kirain tahu? "Itu katanya temen masa kecilnya, lo ga tau?" Renjun menggeleng tanda tak tahu.

"Pergi yuk." gue tarik Renjun tanpa memperdulikan Jaemin dan Sarang.

"Btw, lo kenapa ada di mall?" tanya gue sambil narik Renjun ke arah cafe dessert. "Tadinya gue janjian sama temen, cuma di daerah rumahnya hujan badai akhirnya ga jadi." gue mengangguk paham.

Renjun menarik bangku untuk gue duduk, "Itu Jaemin lo tinggal?" tanyanya, kemudian duduk di bangkunya sendiri "Iya, diemin aja gak bakal nyadar." balas gue ga peduli.

Kami berdua pesan dan mengobrol banyak, sekali kali membahas Sarang tapi ternyata Renjun tetap gak kenal Sarang.

"Asli? Emang Jaemin gak pernah cerita kalau dia punya teman masa kecil?" tanya gue atau lebih baik gue tanya bunda aja kali ya?

"Iya duarius kita temenan semenjak SMP dia gak pernah cerita." gue jadi semakin curiga.

Tapi ya gue mencoba berpikir positif mungkin aja gak banyak orang yang tahu, kayak gue dan Moon.

Setelah menghabiskan santapan, gue dan Renjun berniat untuk pulang. Tadinya gue ingin pesan grab hanya ini udah kelewat malam jadi gue urungkan.

Beruntung Renjun menawarkan tumpangan ke gue, beruntungnya lagi hujan sudah mulai reda hanya meninggalkan gerimis kecil.

Sampai di depan rumah, gue menawarkan Renjun untuk masuk ke dalam rumah sebentar, tapi dia menolak katanya bundanya udah nunggu.

[1] Aice Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang