Author POV
Ini sudah seminggu semenjak kedatangan Sarang dan Jisun dikagetkan karena Sarang bersekolah di sekolah yang sama bahkan di kelas yang sama.
Kedatangan Sarang di kelas disambut senang terutama kaum adam, siapa yang mau menyia-nyiakan paras Sarang yang cantik ekstra tubuhnya yang seperti gitar spanyol.
Hari pertama hingga hari kelima Sarang masih bertingkah seperti anak baru pada umumnya, jaim dan terlihat rajin,
Tapi perlahan lahan Jisun dibuat heran karena sikap Sarang, entah hanya Jisun yang merasa atau yang lain juga merasa. Jisun merasa Sarang terus menempel ke Jaemin ditambah laki laki itu kelihatan ikhlas diperintah Sarang.
Jisun kesal bukan cemburu, Jaemin ini sibuk gitu, Sarang yang tubuhnya masih lengkap masih bisa berfungsi dengan baik harusnya bisa ngelakuin sendiri.
Anehnya itu, sesuatu yang bisa dibilang mudah banget untuk dilakuin, Sarang malah suruh Jaemin.
"Naa~ beliin pocari sweet dong,"
"Naa~ ambilin kertasnya,"
"Naa~ ambilin buku diperpus dong,"
Begonya lagi, Jaeminnya sendiri malah iya iya aja, astaga.
"Naa, beliin roti ya?" suara Sarang masuk ke telinga Jisun, Jisun merhatiin Jaemin yang kelihatan baru balik dari rapat OSIS,
"Iya." Jaemin terima suruh Sarang + senyum manis. Jisun masih mantengin mereka berdua, teman teman sepergaulannya lagi main dare or drink di sebelahnya.
Jaemin kembali dengan roti di tangannya, "Nih, Sarang." Sarang langsung makan rotinya tanpa bilang makasih ke Jaemin,
"Naa, ambilin soal latihan yang tadi dong." oke Jisun kesal, sebelum Jaemin ambil suruhan Sarang, Jisun sudah terlebih dahulu mendorong tubuh Jaemin agar duduk kembali.
"Nih," Jisun sedikit melempar kertas soalnya, "Lo masih punya tangan sama kaki kan? Sesibuk apa sih lo sampai nyuruh nyuruh Jaemin mulu?" tanya Jisun secara gamblang pandangannya pun menajam.
"Jisun," sela Jaemin,
"Diem." titah Jisun tanpa mengalihkan pandangan dari mata Sarang. "Kenapa emang? Cemburu?" pertanyaan Sarang bikin Jisun muak,
"Lo pernah mikir gak sih sesibuk apa Jaemin, pulang ke kelas mau duduk istirahat, tapi tertahan karena suruhan lo?" Jisun udah gedek banget, beberapa hari ini memang OSIS lagi sibuk rapat, Jaemin yang masuk anggota inti kelewat sibuk. Jisun yang pacarnya aja nyaris gak pernah suruh suruh Jaemin.
"Apaan sih lo, Jaeminnya juga biasa aja," balas Sarang tanpa dosa, "Kalau gue gak inget dosa udah gue anjingin lo dari tadi. Rasa simpati lo kemana sih? Lo liat gak Jaemin kecapean? Setidaknya kalau Jaemin gak pernah bilang gak mau, lo segan dong buat minta tolong, minimal liat keadaannya dulu." kesal Jisun.
"Kok lo gak bersyukur banget sih udah dikasih tubuh yang berfungsi normal, sehat walafiat. Kebiasaan dimanjain?" Jisun bicara tanpa mikir daritadi teman teman sekelasnya udah merhatiin berantem mereka berdua, Jaemin juga diam aja.
"Lo sebenarnya anggap Jaemin apa sih? Katanya teman masa kecil, tapi ngelakuin kayak babu. Sehat mbak?" mata Sarang bergetar, tangannya terkepal kuat,
"Dasar manja," kata kata terakhir Jisun sebelum akhirnya dia pergi, Jisun setidaknya udah ngingetin meskipun caranya salah.
"Heh!" Jisun yang udah beberapa langkah dari tempat sebelumnya kembali berbalik,
Plak
Pipi Jisun panas, Jisun natap tajam Sarang, kesalahan Sarang karena emosi Jisun tadi udah naik sekarang tambah naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Aice
Fanfiction[END] He is Jaemin, the guy with cold personality but had a freaking sweet smile. 𝗡𝗔 𝗝𝗔𝗘𝗠𝗜𝗡 𝗦𝗧𝗢𝗥𝗬 [21/6/18] Warning harshword‼