Jisun POV
Hari ini waktu gak berlalu dengan cepat, di tengah pelajaran olahraga tadi gue terkena lemparan bola basket tepat di hidung gue
Gue nyaris pingsan kalau Hendery gak datang saat itu, Hendery ini bisa jadi penyelamat dan juga pencelaka kayaknya.
Kalau lo pada bilang ini alay, tapi kalian harus coba sendiri saat terkena lemparan bola basket. Kalau mau gue bantu tar buat lempar ke muka lo pada /bercanda./
Di UKS tadi gue sempat mimisan, Hendery langsung sigap kasih gue tissue, jadi pengen selingkuh sama Dery /bercanda lagi./
Sekarang gue sedang dilanda kantuk ekstra pusing bekas bola basket, gak tau cuma gue yang ngalamin atau kalian juga pernah ngalamin,
Pelajaran terakhir ditambah cuaca mendung ditambah lagi duduk di sebelah jendela yang keadaannya terbuka, selalu sukses bikin ngantuk ya ga?
Gue berusaha untuk tetap membuka mata, tapi tiap gue melihat ke bawah mata gue ikut turun, nasib ya nasib.
Kringggggg
Mata gue terbuka lebar, kantuk mendadak hilang akhirnya bel pulang yang ditunggu banyak kaum senasib gue berbunyi,
Gue segera membereskan buku dan yang lainnya, duduk rapih, berdoa, lalu memberi salam.
Gue mendatangi Jaemin, "Mau pulang bareng ga?" tanya gue dengan nada SANTAI, serius.
Tapi Jaemin gak jawab, gue berpikir positif aja ya soalnya dia belum selesai membereskan peralatan dia. Setelah selesai gue bertanya lagi, tapi responnya sama.
"Lagi nanya nih mas," gue menghadang jalan dia, "Enggak, aku mau anter Sarang." jawab Jaemin, gue mengedikan bahu lalu mempersilahkan dia lewat.
Gue menelpon papa, papa dan mama sudah pulang tadi pagi, dari rumah nenek kalau kalian ingat.
"Halo?" sapa papa di awal,
"Halo, bisa jemput di sekolah gak pa?" tanya gue sambil menggendong tas.
"Kamu gak pulang sama Jaemin?"
"Enggak, jadi bisa apa ga?"
"Papa gak bisa, badan papa sakit sakit karena kecapean. Kamu naik grab aja mau ga?" gue sedikit kesal, tapi ya udah lah kasihan papa.
"Aku numpang tetangga aja," kata gue sembari jalan ke arah kelas Hendery,
"Tetangga? Emang tetangga kita satu sekolah sama kamu?"
"Iya, tar aku bawa ke rumah."
"Ya udah hati hati dijalan."
"Iya." gue mengakhiri percakapan dengan papa.
Sampai di kelas Hendery, gue menemukan Irene lagi piket. "Der!" panggil gue,
"Hah?" ternyata dia juga lagi piket, "Nebeng ya," Hendery ga mengiyakan dan gak menolak juga.
"Lo kenal sama Dery?" heran Irene, "Tetanggan kita cuy," gue masuk ke kelas mendekat ke arah Irene.
"Jaemin mana?" 5anya Irene setelah selesai piket, "Nganterin Sarang, tadi gue tonjok pipinya." Irene melotot, serem asli.
"Lo ngapain nonjok anak orang?" Irene mendekat dengan pelototan yang gak hilang,
"Dia babuin Jaemin," cerita gue singkat, "Babuin gimana? Lo mikir ga kalau lo sampe masuk BK, gimana?" Irene nanya sekaligus ngomel.
"Nanti deh gue ceritain. Ya doain jangan sampe masuk BK lah." gue mengernyit heran.
"Ayo," Hendery muncul di sebelah gue, gue pamit ke Irene lalu jalan ke arah parkiran. Hendery bilang dia bawa motor.

KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Aice
Fanfic[END] He is Jaemin, the guy with cold personality but had a freaking sweet smile. 𝗡𝗔 𝗝𝗔𝗘𝗠𝗜𝗡 𝗦𝗧𝗢𝗥𝗬 [21/6/18] Warning harshword‼