TIGA

935 64 1
                                    

Hey hoo!!! Gw balik lagi inih. Masih kepo nggak sama kelanjutan hubungan Vazza><Nanda ? Belum ada hubungan keleuzzz..

Hayuk lah dibaca, jangan lupa vote dahulu. Komen kemudian.

****

Vazza masih mengerjap tak percaya. Bagaimana mungkin seorang Nanda mau bersusah merawatnya. Bahkan hingga hari mulai siang, Vazza masih belum mau percaya. Setelah mendapat perlakuan dingin dan kasar dari Nanda selama hampir satu bulan, tak lantas Vazza percaya begitu saja.

Vazza menghembuskan napas kasar. Ia beranjak dari tempat tidurnya. Berniat untuk mandi karena badannya yang berkeringat tercium bau. Vazza menyentuh air dari keran, seketika langsung menarik tangannya dari keran. Dingin sekali.

Vazza berjalan tertatih menuju bath tub dan menyalakan keran air panas untuk mengisi bak mandi itu. Vazza mengernyit, kepalanya masih pusing. Jadi ia duduk lebih dulu di atas closet.

Setelah air buth tub dirasa cukup. Vazza menuang sabun dan menanggalkan pakaiannya. Ia harus mandi dan keluar dari kamar.

Saat sedang memakai baju, Vazza mendengar suara Hito. Anak laki-laki itu pasti haus atau lapar. Vazza segera menghampiri Hito. Hito mengulurkan tangannya.

"Hito mau makan?" Hito menggeleng. Vazza menggendong Hito ke lantai satu. Ia melihat bekas mangkuk makan Hito. Jadi Hito sudah makan?

"Hito haus?" Hito lagi-lagi menggeleng.

"Hito mau apa kalo gitu?" Hito menunjuk ke kamarnya kembali.

"Mandiii." kata Hito dengan mimik wajah imut yang membuat Vazza gemas. Ia kemudian membawa Hito naik ke kamarnya dan menyiapkan bath tub untuk Hito mandi. Diisi dengan air hangat, Hito senang sekali berendam di air. Bocah gembul itu mulai bermain air sementara Vazza membersihkan badan Hito.

Vazza mengeluarkan Hito dari dalam bath tub karena tidak baik jika anak kecil itu terus-terusan bermain air. Namun Hito tampaknya tidak rela berpisah dengan mainan bebeknya hingga ia menangis keras.

"Hito sayang, dengerin Tante... Kalo Hito kelamaan mandinya, nanti Hito nggak bisa ikut makan bareng Papa." Hito menatap Vazza dengan mata bulat berairnya.

"Hito mau kan makan bareng Papa?" Hito akhirnya mengangguk. Vazza tersenyum.

"Kalo gitu, Hito mandinya udahan ya? Kita pake baju biar Hito tambah ganteng. Oke?" Hito mengangguk, dan memeluk leher Vazza. Vazza menggendongnya kembali ke kamar dan memaikan Hito pakaian.

"Ehm..." suara deheman itu membuat Vazza menoleh. Ia baru saja selesai menata rambut Hito. Vazza melihat Nanda yang masih dalam setelah jasnya berdiri di depan pintu kamar Hito.

"Mbok Inem?!" panggil Nanda.

Mbok Inem datang tergopoh-gopoh menghampiri Nanda. "Ada apa Tuan?" tanya Mbok Inem.

"Mbok kamu ajak Hito main, saya ada urusan sama Vazza." Nanda menarik tangan Vazza keluar dari kamar. Bahkan pria itu tak menghiraukan suara anaknya yang memanggil-manggil Vazza.

"Kamu ngapain di kamar anak saya?" tanya Nanda dingin.

"Anu... Itu, tadi Hito teriak-teriak minta mandi." kata Vazza gugup. Ia memilin bajunya dan menundukkan wajahnya.

"Kamu sengaja mau nularin penyakit kamu ke anak saya?" pertanyaan ketus Nanda membuat Vazza menggeleng kuat.

"Saya nggak ada niat seperti itu. Tadi Mbok Inem lagi keluar." Nanda berdecak.

"Jangan dekati anak saya lagi."

"Tidak bisa."

"Kamu mau bantah saya?"

Another Side ¦ Book 1 Of 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang