SEMBILAN

558 41 0
                                    

Pasti pada kepo kan gimana nasib Vazza? Dia kenapa bisa pingsan? Yodah,  check it out!

Jangan forget buat vote dahulu okay. Gw nggak bakalan bosen ngingetin kaleanz semua... Ekwk...

****

Vazza ambruk tak sadarkan diri di sofa Marchel. Pria itu beranjak menghampiri Vazza. Kaca mata Vazza terlepas hingga menampakkan wajah polos Vazza yang menurut Marchel sangat unik dan cantik. Vazza cantik, meski berbeda kategori cantiknya dengan para wanita sewaannya. Kecantikan Vazza yang natural membuat hatinya tergelitik untuk memiliki gadis itu. Baru kali ini Marchel menggunakan cara kotor untuk mendapatkan wanita, seolah ia sudah kehabisan akal untuk membuat Vazza menyerahkan dirinya.

Sudah ia duga sebelumnya, Vazza berbeda. Gadis ini terlalu murni membuat Marchel tak dapat berbuat banyak. Sekarang Vazza sudah tersaji di hadapannya. Namun sepertinya sekarang jadi tidak mengasyikkan bagi Marchel. Ia tak pernah bermain dengan lawan main yang pasif. Tidak akan menyenangkan karena Vazza tak sadarkan diri. Ia ingin mendengar lenguhan nikmat dari bibir ranum Vazza secara langsung.

Akhirnya Marchel hanya membaringkan Vazza di atas ranjang besarnya. Ia sendiri ikut berbaring di samping gadis itu dengan sebelah tangannya yang mengusap pipi Vazza.

Padahal Vazza ini cantik, kenapa kecantikannya selalu disembunyikan oleh benda sialan bernama kaca mata itu? Pikir Marchel.

Usapan lembut Marchel perlahan turun, mengusap bibir mungil Vazza yang berwarna merah muda. Cantik. Jemari tangan Marchel menyentuhnya perlahan. Lembut dan hangat. Ia menekan-nekan bibir Vazza dengan gemas. Tak terasa, Marchel sudah mendekatkan wajahnya untuk mencecap rasa bibir polos Vazza. Pertama ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin mengecupnya. Sekali saja... Batinnya.

Namun setelah bibirnya menempel dengan bibir mungil itu, suara hatinya berkata lain. Ia tidak akan cukup hanya dengan sebuah kecupan. Marchel mencuri ciuaman pertama Vazza dan berusaha merasakan keindahan bibir itu lebih lama. Melumatnya dengan bibir seksinya dan mengulumnya penuh candu. Sangat luar biasa. Pikir Marchel. Berbeda dari bibir tebal wanita jalang yang ditemuinya. Sangat alami dan memabukkan.

Sebelah tangan Marchel memegang pipi Vazza, membuat kepala gadis itu agar tetap bertahan di posisinya. Ia tahu ia lebih dari sekedar bajingan saat ini. Tapi biarlah... Sekali dan hanya pada gadis ini.

Marchel ikut terlelap di samping Vazza.

****

Sudah seminggu sejak kejadian itu, bayangan sosok Vazza yang begitu menggodanya tak kunjung hilang. Marchel hanya bisa menggunakan jalang untuk memuaskan hasratnya sambil membayangkan jalang-jalang itu adalah Vazza. Dia gila. Tergila-gila oleh sosok Vazza membuat kadang akal pikirannya hilang. Ia akan meneriakkan nama Princessnya ketika mencapai puncak kenikmatannya. Ia akan menciumi jalang itu dengan bayangan sosok Vazza dalam benaknya.

Marchel menatap hampa kolam renang di hadapannya. Ia merindukan Vazza. Marchel merasa hampa saat ini. Ia jadi mudah marah dan akan melampiaskannya pada orang-orang di sekitarnya. Padahal ia yakin perasaannya pada Vazza tak lebih dari sekedar predator kepada mangsanya. Kenapa ia jadi bertambah tamak dan ingin memiliki hati Vazza juga?

Marchel menarik diri, menghindari Vazza meski gadis itu berusaha menghubunginya berkali-kali. Ia takut tak dapat mengendalikan dirinya dan berakhir merusak gadis itu.

Vazza mungkin akan membencinya dan ia akan kehilangan kesempatannya untuk selamanya. Marchel merutuki sikapnya yang berubah-ubah seperti ini. Sejak kapan ia menyukai mangsanya sendiri?

Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Sudah dua hari ini Marchel tak melakukan sex dengan jalan ataupun wanita yang sudah setahun terakhir ini selalu menjadi pemuas nafsunya. Ia tak berselera. Ia hanya ingin Vazza. Melihat senyum manis gadis itu dan membawanya ke tempat-tempat bagus yang akan membuat Vazza bahagia.

Another Side ¦ Book 1 Of 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang