Chapter 4

240 65 125
                                    

Jujur, hangatnya matahari tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan senyummu.

Jadi, tersenyumlah :)    
  
                                                              -kertasbahasahati

Jadi, tersenyumlah :)                                                                      -kertasbahasahati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selembar kertas tersebut kemudian ia selipkan di dalam bukunya. Lalu Atta masuk ke kelas membawa berita yang mencengangkan, dan sangat tak masuk akal.

"Lusa, 2 Mei, Sekolah kita bakal jadi Tuan Rumah Olimpiade Bahasa Indonesia se-Provinsi, dan tentu lomba ini akan diikuti oleh berbagai sekolah unggulan, setiap sekolah akan diwakili oleh satu orang peserta saja, dan sekolah telah memutuskan peserta yang akan ikut berpartisipasi dalam lomba ini ialah ... Yenada Putri Athalah."

"HAH?!" Semua orang terkejut dan ingin protes.

"Bagi yang keberatan, mohon maaf ini telah menjadi keputusan Sekolah, sekian, terima kasih." Atta pun pergi meninggalkan ruang kelas.

Orang dengan nama tersebut pun ikut terkejut, Ia langsung berdiri dan membereskan buku-buku di atas mejanya, lalu pergi mengejar Atta untuk meminta jawaban.

Ia langsung menahan laju dengan memegang tangan Atta yang berjalan belum jauh dari ruang kelas. Atta pun menoleh dan berbalik menghadapnya.

(Kenapa-aku?) Ia bertanya dengan menggunakan bahasa isyarat.

Atta memegang kedua bahunya, "Karena ... kamu yang terbaik."

(Tapi-aku-tidak-tahu-apa-yang-harus-aku-lakukan?)

"Tenang, aku akan membantumu," ujar Atta.

***

 Di waktu yang bersamaan keempat siswi ini malah asyik menghabiskan waktu di kantin saat guru sedang tidak mengajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di waktu yang bersamaan keempat siswi ini malah asyik menghabiskan waktu di kantin saat guru sedang tidak mengajar.

"Hey girls! kalian mau pesen apa?" tanya Ibu Penjual di Kantin.

Kertas Bahasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang