Hari ini diperingati sebagai Hari Buku Nasional, yang mana menjadi momentum dimana jendela dunia itu terbuka.
Hari ini juga, merupakan garis sejarah penentu masa depanku. Lewat Olimpiade Bahasa ini aku mampu membuktikan kepada dunia bahwa aku bisa hidup tanpa adanya keterbatasan. Menjadi juara bukanlah tujuanku, tapi memiliki teman itu keinginanku. Hanya dengan waktu akhirnya mereka bisa mengerti."
~Tadi siang, tepatnya saat aku mau balik ke rumah, tanganku penuh dengan bingkisan hingga sedikit menghalangi penglihatannku. Gak nyangka! Aku menabrak seseorang, membuat semua yang ku bawa berceceran kemana-mana. Mau minta maaf, bingung gak bisa ngomong. Mau pake bahasa isyarat takut gak ngerti, pikirku.
Aku tambah kaget pas tau yang aku tabrak itu Aleta. Jadi, bingung harus berbuat apa. Tapi, pas kulihat raut wajahnya, kelihatannya dia lagi sedih banget. Kenapa pikirku, gak biasanya dia seperti ini.
Ehh! Tiba-tiba dia memelukku dan menangis di bahuku, karena kaget spontan bingkisan yang masih sempet aku pegang, ku lepasin juga. Tubuhku seketika kaku kayak patung museum. 'Maafin aku, Yen!' ucapnya jelas di telingaku, secara gak sadar air mataku mengalir. Loh-loh-loh? Kok jadi gini? Kenapa aku ikutan nangis?
Sebenernya aku tau kenapa aku ikutan nangis, pikiran negatif-ku aja yang menutupi kebenaran. Sejak dulu aku memang sangat mengaguminya, parasnya yang cantik jelita serta natural, ditambah alis dan bulu mata idaman semua wanita, rambutnya yang hitam sebahu, kulitnya yang putih bersih, tubuhnya yang molek dengan tinggi semampai. Tak salah kalau Dia memang jadi Primadona sekolah. Atta sangat beruntung memilikinya. Itulah kenapa aku sangat ingin berteman dengannya.
Sebenarnya dia baik, namun aku gak tau apa yang menyebabkannya sedikit berubah. Namun, saat itu pelukannya yang hangat membuatku merasa mengenal sebenar-benarnya sosok orang yang aku kagumi. Dan setelah itu, dia berjanji akan menjadi temanku sampai kita terpisahkan antara kehidupan dengan kematian.
Maaf, Diary-ku jadi basah.
-My Diary, 17 Mei
——————————————————
Published, August 11st, 18
Revisioned, October 9th, 18
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Bahasa Hati
Teen Fiction[DIREVISI] Bagaimana jika selembar kertas mampu mengungkapkan perasaan yang terdapat dalam relung hati? Seorang gadis lugu disabilitas tidak mendapat sedikitpun pengakuan dari teman satu sekolahnya. Dicaci dan dimaki setiap hari. Terpaksa ia harus...