Eggi yang sedang terluka, digotong oleh beberapa cewek penggemarnya. Setiba di UKS, Seorang guru yang masih sangat muda terkejut melihat Eggi babak belur seperti itu. "Eh-eh-eh! Eggi, kamu kenapa?"
Ia merasa heran, lalu bertanya, "Eggi yang sakit, kenapa yang nganterin sebanyak ini? Udah waktunya masuk kelas kan?" Meskipun begitu tetap tak membuat kerumunan itu bubar.
***
"Eggi kau ini benar-benar ceroboh!" ujar Ibu guru itu sambil mengikat kencang perban di pergelangan sikunya.
"Aduh-duh-duh! Maaf!"
"Baiklah, semua lukamu sudah di obati dan di perban, istirahat yang cukup, minum obatnya supaya pemulihan tubuhmu lebih cepat, terutama pergelangan kakimu, dan terakhir tolong batasi gerakmu," perintah Ibu guru itu dengan omelan tingkat kabupaten.
"Iya, Bu, terima kasih banyak."
"Baiklah, sekarang Ibu bisa tinggal, ohh yaa lain kali hati-hati ya!" ujar ibu itu sambil membereskan peralatan dan obat-obatannya.
Tiba-tiba muncul seseorang dari kerumunan luar masuk ke dalam. "Ohh ini Atta kau sudah kembali, bagaimana?"
Ibu guru yang mendengar itu pun bergegas menghampiri Atta dan segera menyuruhnya berbaring. "Atta ... gimana keadaanmu?"
"Bu Nana ...."
"Dimana bagian yang luka beritahu Ibu akan obati semuanya."
"Tapi Bu ..."
"Di bagian tangan, kaki atau kepala?"
"Bu, saya tidak apa-apa!"
"Ooh ... kau ini juga ceroboh sekali,"—menggetok kepalanya—"Ibu sudah dengar semuanya dari Gery tadi."
"Ibu tak perlu khawatir!" tutur Atta sambil memegangi kepalanya.
"Ibu tau, kau pasti sudah menghajar orang itu bukan." Ia menepuk-nepuk otot bisep sebelah kanan Atta.
"Yaa ... ada ... tidak seperti yang ibu kira," jawabnya ragu, "hmm ... yaa biasa bu, dia bukan siapa-siapa, hanya orang yang sedang terburu-buru, itu saja."
"Ohh, gitu, jadi kecelakaan ini bukan hal yang di sengaja. Sekarang Ibu bisa tenang." Menghela napas. "Buat kalian bertiga berhentilah terlibat dengan hal yang aneh-aneh, seperti tokoh utama dalam film saja, Ibu tinggal yaa!" Lalu pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Iya, Bu makasih!"
"Atta ... itu tadi pasti sekedar alibimu sajakan?" tanya Gery keheranan.
"Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya," jawab Atta berusaha meyakinkan Gery.
"Kau ini tidak seperti biasanya, terlihat sedikit aneh, apa ada sesuatu yang mungkin membebani pikirkanmu saat ini, Atta?"
"Tidak ada, sungguh, Eggi pasti tidak menginginkan kita untuk mencelakai orang yang tak sengaja mencelakainya kan?"
"Ya ampun, kau ini seperti biasa terlalu baik." ujar Gery menggeleng-geleng kepalanya.
Ada seorang siswi yang dari tadi mendengar percakapan mereka dari luar UKS. Atta menyadari kehadiran orang tersebut lalu ia melihatnya. Sontak, siswi tersebut berlari meninggalkan tempat itu. Karena Atta merasa mengenalinya dan merasa ada yang tidak beres, ia pun keluar untuk mengejarnya.
Atta pun keluar dari UKS dan mengejar gadis itu. Karena keramaian siswa di sekolah itu menyulitkan Atta untuk mencarinya.
Gadis itu mencoba kabur melarikan diri dari kejaran Atta. Tiba-tiba ia hampir menabrak seseorang dengan membawa setumpuk buku di kedua tangannya yang datang dari arah kiri koridor. Ternyata itu Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kertas Bahasa Hati
Teen Fiction[DIREVISI] Bagaimana jika selembar kertas mampu mengungkapkan perasaan yang terdapat dalam relung hati? Seorang gadis lugu disabilitas tidak mendapat sedikitpun pengakuan dari teman satu sekolahnya. Dicaci dan dimaki setiap hari. Terpaksa ia harus...