Chapter 5

198 62 71
                                    

Yeyen! Dimana kau?

Saat Atta kembali dari Ruang UKS ternyata Yeyen sudah tidak ada. Kertas dan Buku berhamburan, bercak sepatu dimana-mana. Atta bingung dan melihat sekeliling tapi tak ada seorang pun karena semua sudah diperintahkan untuk pulang.

Atta merasa sangat tidak tenang, ia perlahan mendekati tempat yang luluh lantah itu entah karena apa. Ia sempat menatap ke arah bawah dan melihat sebuah kertas yang sedikit menarik perhatiannya. Kemudian, Ia duduk dan mengambil kertas tersebut lalu membacanya.

———————————————————
Jangan hanya menahannya di dalam hatimu!
Kau tahu, kau tahu. Aku selalu ada di sisimu.
Mendukungmu!

-kertasbahasahati
———————————————————

Atta tersenyum dan menurunkan kertas yang ia baca, namun tanpa sengaja tatapan langsung tertuju ke bawah lantai, Ia penasaran dan mencoleknya.

 Atta tersenyum dan menurunkan kertas yang ia baca, namun tanpa sengaja tatapan langsung tertuju ke bawah lantai, Ia penasaran dan mencoleknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Darah!"

Ia terkejut dan terlintas hal yang tidak-tidak. Dalam batinnya ia bertanya-tanya kemana Yeyen. Lalu, duduk diam termenung seperti sedang memikirkan sesuatu.

Apa yang kudapat kalau hanya duduk diam seperti ini! Aku akan mencarinya tak peduli kemanapun!

Ia pun bangkit, dan memeriksa sekitar apakah ada sesuatu yang dapat menjadi petunjuk untuk membantunya menemukan Yeyen. Atta sempat ragu menatap langit senja yang begitu menyinari, lalu sesuatu menyilaukan matanya berasal dari sebuah logam yang tersangkut di antara pot bunga di pinggiran kolam.

Ia mendekat dan mencari tahu, lalu ia coba menarik logam berbentuk bintang itu.

Ternyata sebuah Buku Diary milik Yenada Putri Athalah. Atta langsung membawa Buku Diary tersebut dan pergi mencarinya. Ia pergi menelusuri setiap sudut sekolah, tapi tidak ketemu jua.

Atta benar-benar kebingungan harus bagaimana lagi. Ia langsung menelpon rekannya Gery dan Eggi.

"Ger, dimana kau? Bisa datang ke sekolah sekarang? Aku butuh bantuanmu?"

"Ada masalah apa, Atta?"

"Yeyen hilang."

"Hah!!! Kenapa tiba-tiba seperti ini? Apa yang terjadi?"

"Tolong ajak Eggi juga, Ger."

"Atta! jawab dulu pertanyaan ...."

Atta langsung menutup telponnya. Ia sempat menatap ragu Buku Diary yang ia pegang. Namun, apa salahnya kalau ia membaca sedikit isinya, mungkin ada sedikit petunjuk yang dapat membantunya untuk menemukan Yeyen, pikirnya.

***

Gery langsung bergegas menjemput Eggi yang rumahnya sama-sama tak jauh dari sekolah. Mereka langsung datang ke sekolah mencari tahu. Mereka yang berlari memasuki gerbang berpapasan dengan Riska yang hendak pulang.

Kertas Bahasa HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang