Bagian 1

1.3K 23 0
                                    


#ROMANSA BINTANG

#part1

👉Repost dan edit besar-besaran.
👉Sebenarnya inilah cerbung pertama saya di KBM sebelum KDJC, KCDM dan KKCD.
👉Silahkan like, share dan komennya ya.

"Mbak Sri! Adik kenapa dari tadi nangis terus?" tanyaku pada Mbak Sri.

Setengah jam lebih adik menangis di halaman belakang. Aku yang sedang mengerjakan tugas kuliah jadi berhenti karena tak tega.

"Tidak tahu ini Mbak, tadi mainan sama Mas Dodi, terus tiba-tiba nangis, mana belum makan siang lagi," kata Mbak Sri dengan raut wajah bingung.

Mbak Sri terlihat kewalahan menenangkan adik,  tapi bukannya diam malah tambah kenceng nangisnya

"Adik...adik sini, sama Mbak ya,"  ucapku

Aku menghampiri dan mengusap air mata yang tak terbendung. Bajunya juga basah semua, aku segera menggantinya. Tangisnya mulai reda tapi ketika aku melewati ruang tengah tangisnya makin kenceng sambil menutup mata. Rupanya di situ ada Mas Dodi yang diam terpaku.

Aku membawa adik  ke meja makan dan merayunya agar mau makan. Baru tiga suap dia langsung menundukkan muka. Aku melihat ke belakang ternyata ada Mas Dodi.

"Maaf Mas bisa menjauh dari adik, dulu? dia belum makan siang," pintaku lembut.

Tanpa kata Mas Dodi langsung menjauh, alhamdulillah  adik masih mau makan lagi walau tidak banyak.

Sampai magrib tiba adik tidak mau lepas dari pelukanku. Biasanya ibu yang menggantikan tapi ibu lagi pergi sama bapak. Ketika mau sholat aku bujuk dia, mau turun tapi aku tidak boleh pargi dari kamarnya. Aku baringkan dia di kasur dan sholat magrib di sampingnya.Ternyata adik tertidur, aku tunggu sampai 30 menit takutnya dia bangun tapi ternyata tidak. Aku menyelimutinya dan pergi ke kamar. Banyak tugas kuliah yang harus kukerjakan.

Jarum jam menunjukkan pukul duabelas malem ketika aku dengar adik menangis, histeris banget. Aku langsung ke kamarnya disusul Mbak Sri dan Mas Dodi.

Lama sekali adik meronta sambil menunjuk-nunjuk ke arah pintu. Aku lihat tidak ada siapa-siapa. Mas Dodi ada di sampingku begitu juga Mbak Sri.

Rupanya adik mimpi, terlihat dari matanya yang masih tertutup. Aku usap kepalanya agar nyaman dan berharap reda tangisnya. Dia mulai diam, tapi tak lama adik membuka mata dan menangis lagi, lebih histeris kali ini adik menunjuk Mas Dodi. Aku gendong dia agar cepat tenang, badannya panas dan matanya merah. Aku mulai panik, kubacakan ayat kursi dan tiga surat annas, al ikhlas dan al falag kemudian kutiupkan di kening dan anggota tubuh yang terlihat. Mas Dodi dan Mbak Sri memperhatikanku dengan seksama.

"Mbak Sri tolong ambilkan obat, badan adik panas, sekalian minumnya,  ya?" kataku panik. Aku takut kejang kalau panasnya tidak segera turun, makanya harus tetap diobati. Mbak Sri masih memperhatikan aku.

"Cup...cup...ya, Sayang, Adik anak pintar, kan? Nggak baik nangis tengah malam. Ada Mbak Bintang sama Mas Dodi di sini ya. Pinter...diam ya, lihat tu diatas ada cicak yang sedang menangkap nyamuk," kataku meracau yang penting adik mau diam.

"Mbak...."

" Oh, iya Mbak Bintang sebentar, " ucapnya sambil berjalan keluar.

Aku tidak mempedulikan Mas Dodi yang menatapku dengan mata elangnya.  Dari tadi dia juga diam saja. Entah apa yang dipikirkan, kehadirannya di kamar ini malah membuatku kagok dan nggak nyaman.

" Mbak tunggu!" Ucap Mas Dodi.

Mbak Sri berhenti membalik badan dan menunduk.  Ngapain sih Mas Dodi, bikin lama saja kebutu adik kejang ni, pikirku dalam hati.

Next

Romansa BintangWhere stories live. Discover now