Bagian 8

395 22 0
                                    

Aku bener-bener surprise siang itu, dan tak bisa digambarkan bagaimana perasaanku. Menjadi menantu seorang dokter sesuatu yang tadinya hajya ada dibhayalanku. Apalagi yang akan menjadi suamiku adalah Mas Dodi, seseorang yang sebenarnya sudah aku kagumi sejak lama.

Ketika aku masih sibuk dengan pikiranku, pintu diketuk. Rupanya Mas Dodi, dia memberitahukan agar jangan menghubunginya lewat handphone. Rupanya buka fisik saja yang dipisahkan dan tidak boleh ketemu. Ibu juga mengambil handphone Mas Dodi. Aku tahu ibu pasti punya tujuan, dan mungkin apa yang ada diotakku bisa diterka. Aku memang mau menghubungi dan bertanya banyak hal pada Mas Dodi. Apalagi baru beberapa hari kami dekat, kenapa sudah yakin mau menikah.

Akhirnya aku mengambil wudhu, aku baca alqur'an sambil menunggu waktu isak. Air mataku keluar membasahi pipi, aku merasa mendapat banyak kemudahan. Tapi disisi lain aku juga merasa takut. Takut jika semua kemudahan ini adalah ujian.

Malam harinya orang tuaku datang, mereka sangat bahagia. Setelah menemaniku di kamar sebentar mereka kembali keluar mambicarakan acara resepsi . Aku tidak bisa berpikir lagi. Untungnya Nuri datang menemaniku.

Sejak pulang kuliah bersama, Mas Dodi banyak bertanya tentang aku ke Nuri lewat sms. Rupanya mereka bertukar nomor handphone, ketika aku turun lagi untuk mengambil buku yang tertinggal di masjid.

Kami bercerita semalaman , Nuri juga membawakanku setelan baju yang akan kupakai besok. Kemaren sore Nuri hunting ke butik dekat kampus, baju gamis putih berenda dan berpayet menjadi pilihannya dipadukan dengan jilbab putih berenda panjang. Aku memang selalu bersama Nuri jika beli baju begitu juga sebaliknya. Memang benar tebakan Mas Dodi Nuri tahu seleraku.
--------
Pagi harinya aku keluar kamar dengan baju pilihan Nuri dan riasan make up yang sederhana dan natural. Ibu mendatangkan perias tersebut dari tetangganya. Mas Dodi menggunakan baju hem putih dipadu jas hitam dan peci hitam.

Suasana ruang tengah villa dihias sedemikian rupa sehingga benar-benar membuatku takjub. Memang tidak sulit bagi keluarga ibu untuk mendatangkan dekorasi dan catering serta keperluan lainnya. Ibu yang seorang dokter pasti banyak kenalan dalam bidang apapun. Begitu juga dengan bapak. Apalagi ibu asli dari kota ini.

Tersedia satu meja panjang dan banyak kursi yang mengelilinginya, di tengahnya terdapat mukena yang sudah dibuat hiasan cantik. Aku rasa di situlah akad nikah akan dilakukan. Aku dan Mas Dodi duduk di kursi paling tengah berhadapan dengan Bapak penghulu kemudian di samping kami orangtua kami masing-masing dan keluarga.

Tidak banyak yang datang karena memang ini hanya keluarga Mas Dodi di tambah eyangnya yang memang rumahnya tidak jauh dari villa. Bapak ibu, ada adik-adikku yang baru datang pagi ini, Nuri tentunya dan ada dua orang sepertinya aku kenal. O...iya teman Mas Dodi yang sering ke rumah.
-------
Acara akad berjalan dengan khidmat dan lancar, Mas Dodi memasukkan cincin di jariku, aku mencium tangannya dan dia mencium keningku. Ya...Robb rasanya luar biasa. Cintaku yang lama kini bersemi dalam balutan halal. Yah...aku mencintainya sejak dulu...cinta dalam diam.

Acara selanjutnya adalah sungkeman dan minta do'a restu kepada orang tua, dan keluarga, berdo'a bersama, foto-foto dan tinggal acara terakhir makan bersama.

Sambil menunggu antrian makan, Nuri menemaniku, Mas Dodi juga sedang ngobrol dengan dua sahabatnya yang diundang. Nuri terus menggodaku sampai Mas Dodi mendekatiku.

"Mas ...tolong jaga sahabatku ini ya," pinta Nuri sambil tersenyum menatapku.

"Tentu, aku akan menjadi pengawal terbaiknya. Terima kasih, Nuri sudah banyak membantu kami."

Dia mengatakan itu sambil melirik ke arahku. Aku jadi tersipu malu, Nuri menyenggol lenganku.

"Sama-sama Mas, aku senang lihat sahabatku ini, begitu bahagia." Nuri menyenggol lenganku lagi, ah...hari ini aku bener-bener harus siap mental. Mental di bully terutama, apalagi sepanjang foto-foto tadi, semua meledek dan memanasi termasuk ibu.

Romansa BintangWhere stories live. Discover now