Di Bawah Hujan

30 6 3
                                    

Rintiknya turun perlahan
Selambat laju air mata
Menetes membasahi wajahku yang mendongak
Ku tutup mata menikmati jutaan rintik yang menyerbu deras
Turun melewati diriku
Sembari meninggalkan jejak basah di tubuhku

Dinginnya menyentuh kulit terbukaku
Sentuh itu membuyarkan lamunku
Telapak tangamu mengusap lembut lenganku

Dingin
Yang kurasa dingin
Bukan hangat seperti dulu lagi

Sentuhmu tak menjadi api unggun kala badai menerpaku
Sentuhmu tak menjadi tameng kala pedang menyerbuku
Sentuhmu justru menjadi luka untukku
Membuatku terus mengingat bagaimana bodohnya aku

Di bawah rintik hujan
Aku pernah menikmati lembutnya sentuhan bibir
Namun saat itu juga
Aku mendapat banyak cibir

Kau tertawa senang
Menatapku dengan senyum menang
Aku membeku melihat bahagiamu
Menertawakan betapa bodohnya diriku

Di bawah rintik hujan
Kau jatuhkan aku dengan perlahan
Lewat segala yang kau lakukan
Seluruh dunia mendukung tingkah bejadmu
Seluruh dunia memberikan kesempatan padamu
Kesempatan untuk membuatku terluka lebih dalam

Kemudian setelah kau berhasil
Aku masih termangu
Di bawah rintik hujan yang sama
Aku tertawa miris
Kenapa aku bisa sebodoh ini?

Tanya demi tanya ku lontarkan entah pada siapa
Semesta mendengarnya
Namun aku tak mendapat satu jawab pun selain hujan

Berbekal kecewa, aku mulai melangkah
Menapaki jalanan ramai tanpa berniat menatap kesana kemari
Karena aku lelah menanggapi celoteh sinis
Aku terlalu malas melihat tatap jijik

Jadi ku pilih menundukan kepalaku
Menutup telinga
Menutup dunia
Kemudian beralih pada alam lainnya

Sumpiuh, 27 Juli 2018

PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang