Surya...Sinarmu tak pernah lekang oleh waktu
Dirimu begitu indah
Senyummu menawan
Panasmu menguar
Membakar rasa yang pernah ada
Menyalakan kembali api asrama yang pernah padamSurya...
Caramu itu sangat halus
Munafik bila kubilang, aku tak suka dengan caramu
Semua bagian darimu adalah hal terbaik yang pernah ku temukan dalam hidupkuTidakkah kau rasakan itu?
Rasaku tersirat lewat tatapanku
Memujamu lewat barisan kata sudah jadi hobiku
Menceritakanmu lewat deretan paragraf sudah jadi makanankuSurya...
Tidakkah kau rasakan itu?
Perasaanku ini terlalu menggebu
Jauh dalam lubuk hatiku ingin sekali ku miliki dirimu
Mendekapmu dengan utuh
Tanpa takut menyentuhBukan hanya lewat bait demi bait doa yang sering ku panjatkan lewat sepertiga malam
Bukan hanya lewat baris demi baris kata yang sering ku tuang dalam buku harian
Bukan hanya lewat paragraf demi paragraf yang sering ku rangkai dalam bentuk cerita singkat
Bukan!
Bukan itu!Aku ingin mendekapmu
Menenggelamkanmu dalam dekapanku
Meski aku pun tak yakin, kau mau ku dekapLucu sekali ya?
Bahkan aku bisa menyukai sebelum bertatap muka secara langsungLucu sekali ya?
Bahkan aku bisa menyimpan rasa sedalam ini hanya lewat pixel demi pixel fotomuTidakkah itu terdengar konyol?
Aku ingin tertawa
Menertawakan bagaimana bodohnya diriku
Menertawakan bagaimana polosnya dirikuCk!
Bodoh! Dasar bodoh!Sudahlah!
Yang aku tau, kamu Surya!
Sosok dengan cahaya terang yang menakjubkan
Semoga hatimu selalu di liputi oleh kedamaianSumpiuh, 26 Juni 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry
PoetryBaca aja dulu, kali aja suka. Kasih bintang biar gelap rada terang. Hai sayang♡ Kapan pulang? 10 Jun - 3 August 2018