Rintik itu turun dengan deras
Sederas air mataku yang terkurasSejujurnya aku lelah
Menangis di bawah hujan
Mengingat sebuah kenanganSejujurnya aku lelah
Bersembunyi di balik rintik sang semesta
Bermunafik dengan keadaan yang sebenarnyaTapi mau bagaimana lagi?
Tak ada orang yang menanyakanku
Tak ada orang yang ingin tahu
Tak ada satupun!Mereka semua sibuk
Sibuk menenangkan diri
Sibuk menenggelamkan diri
Sibuk dengan diri sendiriTak ada yang peduli padaku
Sekedar menyapa dan menanyakan kabar pun, tak ada yang melakukannyaBukankah aku pantas untuk kecewa?
Aku berkali-kali di kecewakan oleh orang-orang yang samaOrang yang memikirkan dirinya
Orang yang sudah ku bantu masalahnya
Orang yang tak bisa mengerti keadaan sebenarnyaJadi, aku memilih pergi
Setelah di kecewakan berkali-kali
Setelah di abaikan ratusan kali
Setelah di caci ribuan kaliAku menyerah!
Menyerah untuk mempertahankan mereka
Sekarang terserah!
Aku takkan menahan mereka
Biarlah mereka pergi kemana saja
Aku takkan menahannya lagi
Karena aku takkan lagi peduliAku akan pergi dan menyibukkan diri
Aku sibuk bercengkerama dengan sang rasa
Aku sibuk berdebat dengan sang waktu
Aku meminta keduanya untuk menunggukuAku perlu waktu untuk menenangkan rasa
Rasa yang tak kunjung di mengertiAku akan menenggelamkan diri pada setumpuk pekerjaan
Berdiskusi dengan teman khayalan
Kemudian memutuskan untuk kembali berjalanSayangnya semua itu tetap butuh waktu yang lama
Aku bahkan tak bisa menentukannya
Aku tak bisa pergi sejauh yang ku mau
Aku terjebak di siniDi antara triliunan rintik hujan
Menelusupkan diri di antara rintiknya
Terisak
Menangis
Mengikis kesehatan yang semakin tipis
Kesadaranku timbul tenggelamAku meneriakkan resahku pada semesta
Dia membelasnya dengan hujatan sang petirAku mengadu pada semesta
Dia membalasnya dengan menumpahkan lebih banyak rintiknyaAgar tangisku teredam
Agar isakku terdiamSetelah itu
Semesta diam
Ia tak lagi menurunkan hujanSepertinya dia lelah
Karena ku jadikan pelampiasan rasaTapi setelah itu
Semesta hadir kembali untukkuTanah lembab menguarkan aroma khasnya
Ia mencoba menenangkanku jugaTitik-titik embun bermunculan
Menggantikan sang rintik hujanBias dari sang matahari selalu membuatku terpaku
Di atas dedaunan
Pelangi-pelangi nermunculan
Kecil dan menggemaskanSenyumku terbit
Meski masih ada rasa sakitSemesta selalu tau bagaimana mengembalikan senyumku
Semesta selalu tau bagaimana mengembalikan bahagiaku
Semestau selalu tau bagaimana mengembalikan jiwaku
Sumpiuh, 3 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Poetry
PoesíaBaca aja dulu, kali aja suka. Kasih bintang biar gelap rada terang. Hai sayang♡ Kapan pulang? 10 Jun - 3 August 2018