Kini kehamilan Anya sudah hampir memasuki enam bulan. Anya sudah tidak tidur dengan posisi memelukku, namun kini aku yang memeluknya. Aku sangat memperhatikan posisi tidur Anya karena itu dapat berpengaruh terhadap janinnya.
Anya aku larang untuk tidur sambil memelukku karena itu akan menyusahkan pernafasannya. Anya juga tidak aku perbolehkan tidur dengan posisi telentang karena itu akan membuat punggungnya pegal.
Anya hanya aku perbolehkan tidur dengan posisi menyamping ke kiri, karena itu posisi yang sangat disarankan oleh Dokter Adit. Aku juga sering menyelipkan bantal di belakang tubuh Anya, dan diantara kedua kakinya.
Pertama kali aku melakukan hal itu Anya merasa tidak nyaman dan menganggap aku berlebihan. Namun setelah merasakan manfaatnya, Anya menjadi nyaman dan berterima kasih padaku. Karena posisi seperti itu dapat memperbaiki sirkulasinya.
Memasuki minggu ke-22, tubuh Anya juga sudah berubah, dia terlihat lebih gemuk dari biasanya. Anya juga mengalami peningkatan volume darah karena itu untuk mendukung bayinya tumbuh, dan itu menyebabkan pembuluh darah di kaki Anya terlihat jelas.
Memasuki trimester ini, nafsu makan Anya meningkat dengan pesat. Aku juga sangat memperhatikan apa saja yang dimakan oleh Anya. Aku melarang Anya memakan makanan yang berlemak dan makanan yang merangsang asam lambung seperti makanan pedas.
Anya sempat protes karena dia sangat menggemari makanan pedas, namun dengan terpaksa aku harus menyuruhnya puasa makan makanan pedas. Aku juga melarang Anya untuk tidak meminum minuman yang mengandung kafein. Setiap hari Anya hanya aku perbolehkan meminum air putih dan jus buah saja. Kopi, cola, dan alkohol sangat aku larang.
"Jangan memandangi aku seperti itu Ale, aku tau aku sedang jelek-jeleknya."
Tidak seperti biasanya Anya bangun terlambat. Padahal biasanya dia selalu bangun terlebih dahulu mendahului aku. Kini aku sedang duduk di kursi samping meja belajar sambil memandangi Anya yang sedang mengerjapkan mata.
"Kata siapa kamu jelek?"
Anya mengerucutkan bibirnya. Lalu dia hendak bangun, melihat itu dengan terburu aku berdiri dan mendekati Anya, membantunya bangun. Anya duduk bersandar pada sandaran kasur.
"Kata aku. Berat badanku naik 10kg, wajahku terlihat lebih gelap dari biasanya karena perubahan pigmen kulit. Ada stretch mark diperutku. Dan lagi--"
Anya memotong perkataannya sendiri, dia mengangkat bajunya hingga ke bawah leher, memperlihatkan perut dan payudaranya.
"Ini, putingku makin gelap. Ada garis yang memanjang dari pusar sampai ke tulang pubis. Lihat, 'kan?"
Aku yang tadinya berdiri di samping Anya, memutuskan untuk duduk di hadapannya. Satu kakiku aku naikan ke atas kasur. Aku menurunkan baju tidur Anya agar kembali menutupi perut yang semakin membesar itu.
"Kata Dokter Adit, garis memanjang itu namanya linear nigra. Itu disebabkan karena peningkatan hormon melanocyte. Daerah dahi, hidung, dan pipimu yang menyerupai topeng itu biasa disebut mask of pregnancy. Perubahan-perubahan itu hanya terjadi ketika kamu hamil saja, Anya. Setelah kamu melahirkan, itu akan hilang."
Aku mengusap perut Anya, lalu tersenyum, "Anya, perubahan-perubahan yang kamu alami itu tidak melunturkan kecantikan kamu kok. Kamu masih tetap Anya yang aku kenal, Anya yang aku sayangi."
"Kamu bohong, Ale! Kamu hanya ingin aku tidak memikirkan berat badanku yang naik, 'kan?"
Aku tersenyum, lalu berdiri dari dudukku, aku menghampiri Anya, berdiri di sampingnya. Anya merubah posisi duduknya, kini dia menjadi berada dihadapanku. Aku menarik Anya ke dalam pelukanku. Kepalanya dia tempelkan pada perutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
9+
RomanceIni kisah tentang dua orang yang awalnya hanya teman main menjadi "berteman dekat" setelah kejadian "itu". Si Gadis Malang yang menjadi korban mulai nyaman dengan pelukan Si Gadis Heroik. Sedangkan Si Gadis Heroik mulai terbiasa dengan degup jantung...