.
.
.
.
.
.
.
.
Suasana dirumah sakit terbesar diseoul hari itu cukup ramai, jam besuk akan berakhir satu jam lagi. Yesung menghela nafas lega saat mengetahui hal itu.Yesung menyusuri koridor rumah sakit dimana beberapa hari kemarin ia melihat jongjin masuk kesalah satu ruangan vip. Tak butuh waktu lama untuknya menemukan letak ruang itu, yesung sedikit ragu saat hendak masuk. Entah apa yang ia harus katakan nanti.
"huuuft.... Semua akan baik baik saja"
Kriet....
Pintu ruang itu yesung buka perlahan, suasana sepi langsung menyergap dirinya. Tidak seperti ruang perawatan biasa, ruangan itu cukup luas dan dihiasi berbagai perabotan mewah. Yesung semakin bertanya tanya dari mana jongjin mendapatkan uang untuk menyewa ruangan semewah itu sedangkan pekerjaan jongjin setahu yesung hanya sebagai cleaning service dikantor kepolisian.
"jongjin ah? "
Suara lemah khas orang sakit menusuk telinga yesung, jujur dirinya cukup terkejut saat mendengar itu. Kakinya hampir membawanya lari keluar ruangan tapi dengan rasa ingin tahunya yang cukup besar ia berusaha untuk tidak pergi.
"Annyeonghaseyoo... " ujar yesung seraya menunduk memberi hormat,dengan seulas senyum canggung ia mendekat.
"nuguseyo? " yesung melihat wajah bahagia saat wanita tua yang tengah berbaring diranjang pesakitan itu. Dengan selang infus yang tertancap dilengannya, belum lagi alat bantu pernafasan yang dipasangkan dihidungnya dan alat alat kedokteran yang canggih berada disekelilingnya Sudah dapat dipastikan wanita itu sedang berjuang melawan penyakit yang mematikan.
"aaah... Jeoneun yesung imnida, salah satu penyidik dikepolisian seoul tempat jongjin bekerja" ujar yesung gugup.
"aigoo... Kau teman jongjin, duduklah.... " mungkin kalau wanita gua itu sehat ia akan menarik yesung duduk disampingnya lalu memeluk yesung, dari gerakan tangan lemahnya sudah jelas terlihat betapa dia sangat bahagia saat yesung menyebutkan kalau dirinya satu tempat kerja dengan Jongjin.
"jeongmal ghamsahamnida... "
"ne?? "
.
.
.
.
.
."hyung kau bilang noona tidak diapartemen... " ujar junki mengajukan protes pada kyuhyun yang masih menatap layar komputernya. Pria berkemeja dengan dasi yang sudah berantakan dan juga kaca mata yang sudah di ujung hidung mancungnya masih terlihat tampan wajah wajahnya mulai kusut.
"kau serius? " ujar kyuhyun dengan santainya, dia menghempaskan punggungnya pada sandaran kursi kebesarannya. Meregangkan otot tubuhnya yang terasa kaku dan menguap.
"ne... Dan kau tau yang paling parah apa? "
"mwo? " tanggapan kyuhyun masih santai walau junki terlihat panik.
"hyung... Kau benar benar menggunakan obat yang aku berikan pada noona? " tanya junki memastikan.
"maksudmu obat yang mana? "
"memangnya yang mana lagi, obat penghilang memori"
"waeyo? Dia tidak ingat kau siapa? " ujar kyuhyun seraya tersenyum meledek junki, tangannya kembali memilah berkas yang ada dihadapannya.
"aku serius hyung... "
"wae.. Wae... Berisik sekali malam malam" siwon kembali datang dan tentu saja bersama kangin dibelakangnya.
"kenapa kalian datang selalu berdua?? "
"siwon takut berjalan sendiri dikoridor... " ejek kangin, pria bertubuh kekar itu lagi lagi memghempaskan diri diatas sofa panjang nan empuk diruangan kyuhyun seperti biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
the AGENTS
FantasyMenjadi Agen rahasia bukan keinginan gadis bernama kim jonghoon namun semua itu dia lakukan karena kesuciaannya direnggut oleh seorang lelaki yang memperkosanya secara paksa. Dengan menjadi wanita panggilan dan agens Kini hidupnya hanya untuk memba...