Hello everyone! Welcome back to this story 👋 Silahkan coment pendapat kalian setelah baca part ini dan saran di kolom komen.
Selamat membaca, dan semoga suka sama partnya.
Happy Enjoyed Guys!
•
•
•
•
•
•
•
Saya sebenarnya tidak menginginkan menjadi pusat perhatian karena kabar dan keburukan saya, namun saya harus melakukannya.Tetapi suatu saat, saya akan mendapatkan pusat perhatian itu karena akhlak dan bakat saya sendiri.-Rainna Shifanya A.
***
Derap langkah Rainna melambat seiring dekatnya dengan kelas kakak kelas yang di anggapnya datar nan gila itu. Rainna menghembuskan nafasnya pelan seraya memilih salah satu dari ambang kebingungan pikirannya itu. Memilih antara lanjut dan menyerahkan surat itu atau mundur dan membalikkannya kepada pak Samsul lagi."Menuju kandang macan atau balik ke kandang kuda."
Pemikiran dan hatinya memang mengatakan itu tetapi tidak dengan kakinya yang terus melangkah maju hingga kini ia tepat berdiri di depan kelas 12 IPA 4.
"Belom gue ngambil keputusan ini posisi udah di sini aja"
Rainna mengintip sedikit dari celah pintu kelas itu. Terlihat ramai dan kondisi tidak terbentuk dan juga ia harus menutup telinganya rapat rapat karena harus mendengar suara yang amat bising dan macam macam bunyi vokalnya membuat kepalanya sedikit pusing juga untuk mendengarkannya.
"Lagu ini aja dong jangan itu itu mulu, perubahan''
"NEW FACE!" pekik salah satu kakak kelasnya yang ngedance salah satu gerakan dari drama korea.
Rainna menyunggingkan senyuman tipisnya "serasa nunjuk ke gue"
"Ngapain lo?" tanya seseorang di belakang Rainna, suaranya mungkin sudah tidak asing lagi di telinganya selama sebulan terakhir, siapa lagi kalau bukan...
"Danis" Rainna membalikkan badannya dengan cepat namun keseimbangan badannya tidak tertahan membuat dirinya terhuyung ke belakang hingga membuka pintu kelas itu seperti membantingnya. Suaranya cukup keras.
"Aduh"
Jika di akui rasanya memang sakit, namun malunya lebih sakit. Mengapa penutup kepala hoodienya harus terlepas hingga wajahnya terlihat oleh para kakak kelas sialan itu.
"Tamat gue" gumamnya seraya menepuk jidatnya pelan.
"Berdiri" instrupsi Danis membuat Rainna berdecak kesal
"Sabar pak"
Untung saja ia masih bisa bangun dari duduknya walau terasa sedikit nyeri.Rainna menatap tajam Danis lalu mencari surat yang di titipkan oleh pak Samsul di dalam kantung hoodienya.
"Famous lo kurang,jadi nyari gua?" tanya Danis dengan dinginnya membuat Rainna ingin mengambil semua es batu dari dalam dirinya itu dan menumpahkannya tepat di depan wajahnya.
"Pagi pagi udah nyiram air dingin aja nih orang"
Suratnya sudah ia temukan dan sengaja masih ia cengkram di dalam kantung hoodienya itu, ia masih penasaran akan yang di katakan Danis selanjutnya tentang dirinya ini.
Sudah banyak kata kata singkat Danis yang ia tampung sedari tadi dan begitu pula dengan ekspresi kakak kelas yang mengejek atau menertawakan dirinya. Biarkan saja untuk sekarang mereka bebas seperti itu, namun suatu saat ia percaya akan membungkam semuanya dalam sekali bekapan."Udah?" tanya Rainna yang di buat buat seperti songong
Danis geram "mau lo apa?"
Rainna tertawa membuat semua orang yang berada di sekitarnya bingung dan mengatainya 'gila'. Mana ada orang yang setelah di caci maki lalu tertawa? Hanya orang yang tidak mengerti bahasa manusia yang akan tertawa karena tidak mengerti bahasa tang di ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go About in the Rain
Подростковая литератураHujan. Ia sudah lama bersembunyi untuk menahan rintikannya. Hingga banyak orang yang menunggu akan kehadirannya, termasuk dengan Rainna si gadis penyuka hujan yang menunggu untuk merasakan sebuah kebahagiaan. Namun, hujan mengkhianatinya.Kedatangann...