18 | Peduli ?

34 12 0
                                        

Hello guys👋Welcome back to my
Story ! Ikuti kisah mereka sampai selesai! Happy reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak •_-










Itu orang abis sarapan apa sampe sampe ngomong ngelantur dari sikap dia yang biasanya? Kenapa dia malah nolongin gue dan mengakui kesalahan yang ia perbuat demi di hukum bersama?

-Rainna Shifanya A.

***

"Nah yang di tunggu dateng." ucap Rainni kesal lalu menghampirinya dengan melipatkan tangannya di dada

"Abis dari mana lo hah? Waktu gue bukan buat nunggu lo doang."

Rainna menatapnya datar "diem, jaga attitude lo. Ada yang lebih tua dari lo di sini."

Rainni berdecih kesal lalu meninggalkannya duduk di sebelah pak Refanio, sang ayah. Namun, sebelum itu ia menatap Rainna tajam seakan memberinya sebuah isyarat untuk menyerahkan dirinya ke pada bu Fana sang guru bk nan mengajar matematika secara killer itu dan mengatakan bahwa yang terjadi bukanlah Rainni yang memulainya duluan.

"Apa gue harus ngikutin permintaan Rainni lagi?"

Lagi. Satu kata yang membuat orang senang bila dari sudut kebahagiaan, namun kata lagi tidak akan membuat satu garis lengkungan pada bibir dan hati pada saat di ambang kebingungan pada saat sedih atau semacamnya. Ya, Rainna dari dulu memanjakan Rainni dengan kata laginya itu. Apapun yang Rainni katakan ia turuti, termasuk dengan menyembunyikan kesalahannya dengan Rainna sebagai gantinya. Buruk dan tidak jujur memang, namun Rainna melakukan ini agar saudarinya tersebut bahagia.

Rainna menghembuskan nafasnya kasar, dan di lihat handphone milik sang ketua kelas,Fajar berada di gengamannya. Handphone yang di pinjamkan untuk bukti kepada bu Fana kini sedang di timbang timbang keputusannya untuk menunjukan ini atau tidak.

"Maafkan anak saya, dan silahkan lanjutkan apa yang ingin anda katakan." ucap pak Refan, selaku sang ayah.

Bu Fana mengangguk pelan dan menatap Rainna dan Rainni secara bergantian, "bisakah kalian berdua ceritakan kronologisnya?"

Rainni mengangkat suaranya dengan rasa percaya diri yang tinggi "gini bu, jadikan saya punya pacar, ibu tau lah siapa pacar saya. Trus akhir akhir ini kan ada berita tentang dia sama pacar saya kalo mereka deket atau pacaran. Siapa juga bu yang gak panas dan kesel ngeliat pacarnya deket sama cewek lain begitu aja, makanya saya dateng ke kelas dia buat minta jawaban tapi pas dateng ke sana dia justru memaki maki saya hingga terjadi seperti ini." alibinya seraya menunjukkan tangannya yang di lilut oleh perban.

Kak Raditya mengebrakan meja tidak terima. "Apa apaan maksud lo ngomong kayak gitu? Ha? Mau jadi apaan lo beralibi bertolak belakang dari kenyataan kayak gitu?"

Pak Refan menatap Raditya tajam "siapa yang ngajarin kamu ngegebrak meja saat ada orang tua di dekat kamu."

Kak Raditya mengusap wajahnya gusar "iya yah maaf."

Bu Fana menggeleng heran dan ia pun menatap Rainna yang sedari tafi diam tanpa pernyataan "apa itu benar Rainna?"

Rainna meremas handphone milik Fajar pelan, kini ia benar benar dalam situasi yang bimbang. "i-iya bu."

Go About in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang