Hujan. Ia sudah lama bersembunyi untuk menahan rintikannya. Hingga banyak orang yang menunggu akan kehadirannya, termasuk dengan Rainna si gadis penyuka hujan yang menunggu untuk merasakan sebuah kebahagiaan. Namun, hujan mengkhianatinya.Kedatangann...
Hi guys! Ketemu lagi di part 5 Nikmati alur kisah tentang Rainna dan Danis Happy Reading guys! • • • • • • • • • • Diam, adalah pilihan terbaik saat kau ragu dalam suatu masalah. Namun, diam tidak akan membantumu saat kau berada di saat yang paling bermasalah.
-Radithya Kusumo Ashrelya
***
Mobil sport milik kak Radithya tengah menyusuri jalanan nan sepi tanpa orang-orang berlalu lalang.Dengan tenangnya, mobil itu membelah jalanan seakan akan tidak ada masalah. Sama seperti mobil, kedua orang di dalamnya juga tenang dengan santainya diam seiring dengan musik mengalun Indah di telinga mereka.
Rainna yang sudah lelah pun akhirnya menolehkan kepalanya ke kak Radithya sampai akhirnya ia membuka suaranya.
"Maaf bang"
Hanya dua kata itu yang mampu meluncur dari mulutnya. Ia kembali terdiam dengan kepala yang menunduk. Entah berapa kata penyesalan muncul di dalam benaknya, ia meruntuki dirinya sendiri karena kejadian yang ia alami tadi.
"Buat apa lo minta maaf? Lo gak salah" jawab kak Radithya yang masih fokus menyetir
"Tapi kan, Rain udah bikin abang kecewa"
"Emang lo bikin gua kecewa dengan sikap lo itu, tapi ini semua bukan kesalahan lo Rain." jelas kak Radithya seraya menatap Rainna sebentar
Rainna pun menundukkan kepalanya kembali "Iya bang maaf"
"Kan udah gua bilang tadi kalo lo itu gak salah, dan gua kecewa sama sikap lo yang masih aja diem sama orang-orang kayak mereka." ujar kak Radithya
"Lo boleh aja diem Rain, tapi sesuai sama kondisinya. Jangan kayak tadi atau sebelumnya, emang lo betah di bully mulu sama orang orang? Gak kan makanya lawan mereka dengan halus sampai mereka bungkam bahwa perkataan yang mereka omongin itu gak bener" Kak Radithya pun menghembuskan nafasnya pelan "Terkadang, diem itu gak akan selalu nolongin,Rain."
Memang, sebelum kejadian hari ini. Rainna pernah beberapa kali di bully oleh siswa dan siswi di sekolahnya. Namun, ia hanya diam dan menunggu waktu hingga bukti datang dengan sendirinya.
"Lo gak mau turun?" Ucap kak Radithya yang membuyarkan lamunannya
"Iya" mereka pun turun dari mobil dan memasuki rumah nan besar dan Indah itu. Namun, satu hal yang harus kalian ketahui bahwa rumah ini selalu sepi saat siang hari karena kedua orangtua mereka sibuk bekerja atau workaholic dan hanya tersisa bibi yang menjaga rumah.
"Assalamualaikum" ucap mereka seraya memasuki rumah
"Wa'alaikumsalam" jawab bibi yang baru saja datang dari arah dapur
"Eh udah pada pulang, pada mau bibi buatkan minum?"
Rainna pun menggeleng sedangkan kak Radithya pun langsung berjalan ke arah dapur "biar saya sendiri aja bi"
"Yaudah kalo gitu bibi ke depan dulu ya"
"Iya bi"
Rainna pun mendudukan dirinya di sofa, dan tanpa di sadari pun ia terlelap di sana karena saking lelahnya.
🍁
Rainna membuka matanya perlahan lalu mengedarkan pandangannya ke sudut demi sudut ruangan.Dan tanpa ia sadari ia tersenyum karena ia tahu siapa yang memindahkannya ke kamar.
"Beruntung banget gue punya abang kaya lo" batinnya
Ia pun memasuki kamar mandi dan membersihkan dirinya, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk selesai melakukan ritualnya dengan sempurna. Setelah rapih dan bersih, Rainna pun turun ke lantai bawah dan menemukan sudah ada ke dua orang tuanya di sofa.
"Hello mom, dad" sapa Rainna namun tidak di gubris oleh kedua orang tuanya. Ia hanya menghembuskan nafasnya dan tersenyum dengan positif thinking.
"Suara gue kecil kali makannya gak di jawab" batinnya
"Rainni pulang." ucap seseorang yang membuka pintu dan langsung du sambut hangat oleh kedua orang tuanya
"Sini duduk, kamu pasti capek kan?" ujar sang bunda
"Iya bun" entah kenapa ada rasa kecewa yang muncul di hati Rainna saat melihat itu, namun ia berusaha menghilangkannya. Rainna pun melangkahkan kakinya menuju dapur dan menemukan kak Radithya yang sedang menyantap makan malamnya.
"Hai bang" sapanya dan di balas dengan anggukan kepala
Bukannya kak Radithya tidak ingin menjawabnya dengan suara, namun ia memiliki prinsip jika sedang makan tidak boleh berbicara karena jika kesedak diri lo sendiri yang merasa sakitnya.
Kak Radithya meminum minumannya lalu menatap Rainna "kagak makan lo?"
"Nanti bang masih kenyang gue"
"Bohong di pelihara" ujar seseorang yang baru saja memasuki dapur
"Lo kenapa si ni, judes amat sama adek lo" ucap kak Radithya dengan kesal
Rainna mendecak kesal "Adek? Adek lo kali bukan adek gue"
"Dari mana dia bukan adek lo? Dia kembaran lo sendiri apa lo lupa? Kesambet apa si lo"
"Gak kesambet apa pun" sahut Rainni dengan jutek
"Sekali lagi lo begitu, gua aduin bunda" ancam kak Radithya dengan kesal
"Emang dia peduli sama adek lo?" ucapnya yang cukup membuat hati Rainna sakit
Rainna yang sedari tadi meremas bajunya pun berjalan mendekati ke dua kakaknya "kalian kalo mau berantem jangan disini, ini tempat ketenangan bukan tempat adu war lo berdua"
"Suka suka gue lah mau war dimana kek sama siapa kek itu bukan urusan lo" Rainni pun keluar dari dapur meninggalkannya berdua dengan kak Radithya
"Gak beres" gumamnya, lalu Kak Radithya pun mengambil satu gelas air putih untuk meredakan emosinya "gak usah di dengerin"
"Gue juga gak mau ngedengerin tapi masih aja suaranya tersaring di telinga gue bang"
"Dari pada gue bales malah tambah war mending gue diem aja" ujar Rainna yang di balas hembusan nafas oleh kak Radithya "Udah gue bilang kan tadi, diemnya lo itu gak bakal nolongin lo yang ada makin nyerang diri lo sendiri. Lihat kan? Kembaran lo makin gak tau diri"
"Udah lah bang, dia adek abang juga jangan kayak gitu"
"Terserah lo deh Rain, tambah kesel gua lama lama ngadepin lo bedua" kak Radithya pun pergi meninggalkan dirinya sendiri dengan banyak pertanyaan.
"Lantas gue harus gimana?"
*** Bersambung
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hello everybody guys!
What do you think about this part? Please comment and give your vote for this story!