27 | Fallin in love or Fallin in hate

21 1 0
                                        

Hello guys! Welcome back to this story 🐾 Ah akhirnya ke update juga ni part. Oh iya apa kalian nunggu bagian baru dari Gaitr? Kalau iya gue ucapin terimakasih ke kalian semua yang sudah Setia membaca cerita ini dari awal sampai sekarang. Apa kalian sudah siap buat baca part ini? LET'S, CHECK IT OUT!










"Hei, Rain. Kok bengong sih?" gumam Daniel seraya melambaikan tangannya tepat di depan wajah Rainna. Namun nihil, Rainna masih saja setia dengan lamunannya. Daniel pun mencoba cara lain, ia pun membuka kemasan cokelat dan meletakkannya di dekat hidung Rainna dan....

Hap!

Rainna pun terbangun dari lamunannya. Daniel pun terkekeh pelan dan mengacak rambutnya.Sementara pipi Rainna pun memerah dan menunduk karena malu." Ka Daniel nembak gue trus ngasih cokelat juga? Gila sosweet banget." batinnya senang.

"Kebiasaan lo emang gak berubah ya Rain, kalau ngelamun tinggal kasih cokelat aja udah sadar lagi." Daniel pun menggenggam tangan Rainna.

"J-jadi gue tadi ngelamun? Berarti kak Daniel nembak gue itu cuma halusinasi dari lamunan gue doang? Astaga Rainna kenapa sih lo hari ini."

"Oh iya, jawaban lo tadi tentang filosofi itu bener. Hadiahnya udah gue kasih ya itu." liriknya ke arah cokelat yang di pegang oleh Rainna.

"Ah iya makasih kak." jawab Rainna lesu

"Kok lesu banget? Lo belum makan ya? Kalo gitu ayo kita cari makanan." Daniel pun bangkit dari duduknya dan baru saja hendak melangkahkan kakinya, Rainna sudah mencekal tangannya terlebih dahulu.

"Cari makannya ke rumah gue aja. Sekalian lo mau ketemu abang gak?" oh iya jangan lupakan juga hanya Daniel yang telah tau tentang keluarga Rainna karena kak Radithya sering menitipkan Rainna kepada Daniel ketika ia sedang tidak berada di sisinya. Daniel pun menggeleng, "nanti ae ketemunya, sekarang kita makan dulu di luar.Yakali gue balikin anak orang tapi dia gak makan."

"Aduh tapi kak sekarang kan udah sore, " Rainna pun melirik ke atas langit.Rainna pun kembali melirik ke arah Daniel. Lalu di dapatinya Daniel yang tengah menelpon seseorang dan melemparkan senyuman ke arahnya.

"Iya bro, adek lo takut sama lo kalau pulang malem." ujar Daniel dengan nada yang di buat buat.

"Iyalah, gue sebagai abang yang baik tidak akan pernah menyetujui adeknya buat pulang malem. Kan bahaya bro kalau di bolehin nanti malah negatif."

"Terserah lo lah abang panutan, yang penting sekarang gue izin nyulik adek lo ke tempat makan."

"Boleh asal jangan lo culik buat kenalin ke orang tua lo, berabe urusannya dia kan masih sekolah" suara gelakan pun terdengar dari sebrang sana

Daniel pun ikut tertawa, "inshaallah suatu saat nanti bakal gue culik ke sana.Udahan dulu lah kasian gadis gue lumutan gara gara lo kelamaan nelpon."

"Sialan, gadis lo gadis lo. Dia masih adek gue, inget lo masih mantan gebetannya jadi belum berhak manggil dia gadis lo onyon."

"Kalau lo ada di sini, gue timpuk lo pake batu congklak.Posesif abis, bodo lah mau lo ngomong apa abis ini, gue matiin assalamualaikum"

Go About in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang