12 | Kena labrak

53 15 1
                                    

Hi everyone! Welcome back to my story again! Maaf lama up dan semoga kalian suka dengan cerita ini.
Votenya jangan lupa guys!
Happy reading.









Rooftop, kembali menjadi tempat istirahat bagi Danis dan teman temannya. Tidak pernah membosankan bagi mereka untuk berlama lama di atas rooftop dengan pemandangan kota Bandung yang setiap hari mereka lihat. Awan, asap, kemacetan, gedung, dan tumbuhan yang bersatu membentuk pemandangan indah untuk mereka.

Danis meminum es teh manis yang ia beli dari kantin, ia memang sesekali membolos pelajaran jika ia merasa lelah, namun itu tidak akan membuatnya melanggar peraturan sekolah lainnya. Saat ini, ia tidak membolos melainkan memang jam istirahat sedang berlangsung.

"Dan" panggil Faiza seraya mengambil selang air untuk menyiram tanaman yang memang sengaja di letakkan di rooftop.

"Hm?" dehamnya tanpa menoleh

"Berita yang kesebar sama derita lambe bener kagak?" tanya Faiza yang membuat Danis menoleh

"Derita lambe?"

Faiza mengangguk "yang foto lo sama Rainna pegangan tangan di rumah hantu. Lo berdua jadian?"

Reza mendengus kesal lalu mematikan kran air yang sedang di pakai Faiza. "Lambe lo percaya."

Faiza mendelik kesal terhadap Reza "Pea di matiin. Lo juga pernah kan percaya sama lambe, gak semua yang dia posting hoax bro."

Danis mengingat apa yang di katakan oleh Faiza, 'pegangan tangan dengan Rainna di dalam rumah hantu' dan sepertinya kini ia ingat akan kejadian itu. "Kapan di posting?"

"Ciri-ciri orang jarang main hp gini nih. Semalem cuk sekitar jam 12 an.Romantis banget itu akun."

"Yang fotoin siapa? Rainna emang megang handphone tapi dia gak ngepotret apapun. Sedangkan dua temennya gak megang hp karena mereka was was akan hantunya.Sumpah bikin pusing aja." batin Danis kesal.

"Woi, jadi lo beneran jadian kagak? Kalo iya kasih gua pj satu orang cewek pengemar lo aja." cengeges Faiza

Danis menatap tajam "gak."

Faiza masih setia dengan cengegesan yang ia tampilkan "kirain bos."

"Padahal gua berharap bakal ada teraktiran, walaupun gua tau itu mustahil."

"Gua denger." ujar Danis yang membuat Faiza semakin cengengesan

"Tajem banget dah pendengarannya macem burung hantu,pantes juga matanya tajem macam pisau yang di tajemin sama ibu ibu kagak dapet arisan."

Reza yang mendengar gumaman pelan Faiza pun menginjak kakinya "Danis emang dasarnya udah begitu, tolol." semakin ke akhir kalimat suaranya makin kecil layaknya seorang cewek yang menjewer telinga cowok karena geramnya.

"Iya iya ampun oiy, sakit kaki gua.Kalo kaki gua patah gara gara lo gimana? Kagak bisa ngapelin cewek nanti gua." ucap Faiza karena kesalnya.

Reza menjitak "cewek mulu pikiran lo.Macem kagak ada pikiran lain yang nyantol di otak lo."

"Udang nyantol di otak dia, makanya otaknye macem udang" jawab Danis dengan nyelekit membuat Faiza ingin menyiramnya dengan air karena ia masih memegang selang air di tangannya.

"Untung bukan cewek, kalo cewek gua pacarin juga lo."

"Untung cowok" gumam Danis dnegan pelan membuat Faiza mendengus.

"Sialan naik karpet."

🍁

Danis dan teman temannya kini berbalik ke kelas. Jam istirahat sudah habis dengan di tandai bel yang berbunyi cukup nyaring. Baru saja, ia dan teman temannya duduk di kursi tiba-tiba saja suara seorang siswa samar samar memasuki gendang telinganya yang terus saja memanggil manggil namanya dengan suara yang cukup ngos ngosan seperti habis berlari.

Go About in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang